• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Daerah

KH Marzuki Mustamar: Jaga NKRI Sama Dengan Jaga Islam

KH Marzuki Mustamar: Jaga NKRI Sama Dengan Jaga Islam
Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar. (Foto: M Salim).
Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar. (Foto: M Salim).

Garut, NU Online Jabar
Ketua Tanfidziah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar menjelaskan bahwa hakikat menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sama dengan menjaga Islam. 


Hal tersebut diungkapkan saat mengisi tausyiah dalam kegiatan peringatan haul ke-89 Pendiri Pondok Pesantren Fauzan Syaikhul Masyaikh Asy Syekh KH Muhammad Umar Bashri bin Syaikhul Masyaikh Asy Syekh KH Muhammad Adzro’i di Garut, sekaligus memperingati Milad Pesantren Fauzan yang ke-172 yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Fauzan Kp. Fauzan RT 05 RW 05 Desa/Kec. Sukaresmi Kab. Garut, Jabar. Sabtu (12/3) lalu.


Kiai Marzuki berpendapat, NKRI harus dijaga. Sebab menurutnya, umat islam Indonesia merupakan umat islam terbesar di Dunia. Hal tersebut dibuktian jika dibandingkan 20 negara timur tengah yang mayoritas umat islam, jika disatukan penduduk muslimnya, jumlahnya masih kalah dengan umat muslim di Indonesia.


Selain itu, masjid terbanyak di dunia hanya di Indonesia, yang baru terdata baru sekitar satu juta masjid, belum lagi masjid yang terdata dan mushola-mushola yang ada di tiap kampung serta perkantoran.


Kemudian, Kiai yang juga merupakan salah seorang Pimpinan Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad Gasek Malang Jawa Timur tersebut juga mengungkapkan, sebagai muslim terbanyak, Indonesia juga merupakan salah satu muslim terbaik di Dunia, dimana juara Qori internasional selalu dimenangkan oleh Qori asal nusantara, selain itu hafidz terbanyak dengan jumlah sekitar 100.000, ada di Indonesia.


Menurutnya, jika menjaga NKRI sama dengan menjaga Islam, karena kita sangat bebas melaksanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan nilai-nilai keagamaan kita. Kalau di negara lain, semuanya di batasi.


“Menjaga NKRI sama dengan menjaga Islam dan menjaga aset-aset islam di Nusantara Pol (NU, Santri, Masyarakat, Tentara, dan Polisi),” tegas KH Marzuki.


Dalam kesempatan yang sama, ia juga menuturkan, jika anda di tanya baik mana mengikuti al-Qur'an di banding dengan Ulama, anda jawab baik mengikuti al-Qur'an yang di bimbing ulama. Karena ibarat aplikasi Google Maps, jika kita hanya mengikuti google pastinya tidak 100% sampai pada tujuan, namun jika kita mengikuti Google Maps yang di ikuti dengan arahan dari penjemput, maka tujuan kita akan cepat sampai serta mengurangi salah jalan.


Jika ada yang tanya, sambung Kiai Marzuki, lebih baik mana al-Quran dan Hadits dengan Pancasila? jawabnya Pancasila dibutuhkan untuk berdakwah di Indonesia, karena dengan Pancasila para ulama bisa masuk ke Bali, Papua, Maluku dan daerah lainnya di Indonesia untuk menyebarkan agama Islam.


Kalau tidak ada Pancasila, maka Bali, Papua, dan Maluku sudah menjadi luar negeri karena akan memisahkan diri dari NKRI.


“Pancasila sangat dibutuhkan oleh para ulama. karena dengan Pancasila, ulama bisa berdakwah ke Bali, papua dan Maluku serta daerah lainnya yang muslimnya minoritas. Kalau tidak ada Pancasila, maka Bali sudah jadi luar neger, Papua sudah menjadi luar negeri, Maluku dan daerah lain yang muslimnya minoritas akan menjadi luar negeri karena keluar dari NKRI. Kalau sudah menjadi luar negeri, para ulama akan sulit masuk ke daerah tersebut.


Perlu diketahui, hadir dalam acara haul tersebut Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, perwakilan Polres Garut, Kapolsek Cisurupan, Kepala Kemenag Kab. Garut, Ketua PCNU Garut KH Atjeng Abdul Wahid, Ketua PC Muslimat NU Hj Kinkin Fatonah beserta jajaran, Ketua BNP Merah Putih KH Aceng Abdul Mujib, para pimpinan Pondok Pesantren Se-Kab. Garut, serta 10.000an peserta yang terdiri dari santri, alumni dan muhibin Pondok Pesantren Fauzan.


Pewarta: Muhammad Salim
​​​​​​​Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Daerah Terbaru