• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Daerah

KH. Busyrol Kariem Tegaskan Alumninya Harus Bertaut dengan NU

KH. Busyrol Kariem Tegaskan Alumninya Harus Bertaut dengan NU
KH. Busyrol Kariem Tegaskan Alumninya Harus Bertaut dengan NU (Foto: Iqna/NUJO)
KH. Busyrol Kariem Tegaskan Alumninya Harus Bertaut dengan NU (Foto: Iqna/NUJO)

Tasikmalaya, NU Online Jabar 
Dewan Kiai Pondok Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning, KH. Busyrol Kariem Zuhri menegaskan kepada para alumninya agar tetap bertaut dengan Nahdlatul Ulama. Hal itu disampaikannya pada pengajian Persatuan Santri Alumni Baitul Hikmah (Pesan Hikmah) wilayah Ciayumajakuning dan Jawa Tengah di Aula Pondok Pesantren Nurul Barokah Kancana, Cikijing (20/11). 

"Pesantren adalah ruang lingkup NU terkecil, jadi jangan sekadar membanggakan almamater pondok pesantren tapi hatinya bertolak belakang dengan NU, maka alumni Haurkuning harus tertaut hatinya dengan Nahdotil Ulama,” tuturnya. 

Bahkan dalam satu pengalaman disampaikan, ketika KH. Busyrol Kariem silaturahim ke Pondok Pesantren Tebu Ireng, pengasuhnya menyampaikan bahwa Tebu Ireng itu kecil, karena yang besar adalah Nahdlatul Ulama.

“Kami titip kepada seluruh santri bahwa khidmah alumni terhadap pondok pesantren adalah mengabdi dan mengurus Nahdlatul Ulama,” ujarnya.

Kemudian KH. Busyrol Kariem Zuhri menyampaikan amanah yang pernah disampaikan oleh pendiri Pondok Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning, almarhum KH. Saefudin Zuhri, "Tidak ada perjuangan yang paling suci kecuali membela Nahdlatul Ulama,” pungkasnya.

Sementara itu, Teh Hj. Ai Nurlaila dalam tausiahnya mengungkapkan syarat untuk menjadi seorang guru. Syarat tersebut diantaranya harus merubah muridnya dari lima perkara ke lima perkara lainnya.

“Pertama, dari keraguan menjadi keyakinan, kedua, dari takabbur menjadi tawaddhu, ketiga dari permusuhan menjadi nasihat, keempat dari riya' menjadi ikhlas, kelima dari cinta terhadap dunia menjadi Zuhud,” tandasnya.

Pewarta: Muhammad Iqna Syam 
Editor: Agung Gumelar


Daerah Terbaru