• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Daerah

Kang Yayan Ungkap Kisah dari Sebuah Hadits untuk Menjawab Kelompok Takfiri

Kang Yayan Ungkap Kisah dari Sebuah Hadits untuk Menjawab Kelompok Takfiri
KH Yayan Bunyamin Direktur Aswaja Center Tasikmalaya (foto: NU Online Jabar)
KH Yayan Bunyamin Direktur Aswaja Center Tasikmalaya (foto: NU Online Jabar)

Garut, NU Online Jabar
Maraknya kelompok Takfiri di Indonesia membuat persatuan dan kesatuan tercabik-cabik, karena kepada sesama umat muslim dianggap kafir oleh mereka. Mengenai hal tersebut, Direktur Aswaja Center Tasikmalaya Ajengan Yayan Bunyamin menceritakan bagaimana cara untuk melawan mereka, ketika mereka mengkafir-kafirkan kita. 

 

Kang Yayan sapaan akrabnya memberikan solusi dengan sebuah hadits yang menceritakan akan terbunuhnya musuh kafir Quraisy yang membaca syahadat karena terdesak perang. 

 

Hal tersebut disampaikannya saat mengisi pengajian tasyakuran ngunduh mantu pernikahan KH Aceng Aum Umar Fahmi dengan Neneng Rohanah di Pondok Pesantren Fauzan, Komplek Fauzan RT/RW 05/05 Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut, Senin (13/2/22) Malam.

 

Kang Yayan menyampaikan sebuah hadits yang menceritakan seorang sahabat nabi bernama Usamah bin Zaid yang masih berusia 17 tahun memiliki perangai yang tampan, gagah, cerdas, dan cekatan. Diusianya yang masih muda ia menjadi pimpinan perang pada saat itu.

 

“Ketika berperang, ada salah seroang musuh yang mengucapkan syahadat karena terpojok dalam perang tersebut, musuh itu dibunuh oleh Usamah karena anggapan Usamah ia bersyahadat hanya agar bisa selamat, kejadian itu pula banyak dilihat oleh sahabat lainnya, sehingga sahabat yang melihat kejadian tersebut melaporkannya kepada Nabi Muhammad Saw,” kata Kang Yayan.

 

Selesai berperang, kemudian Usamah bin Zaid ditanya oleh Nabi, “apakah kamu benar membunuh musuh yang mengucapkan dua kalimat syahadat?” Tanya Nabi kepada Usamah,

 

“Benar ya Nabi,” jawab Usamah.

 

Kemudian Nabi kembali bertanya, “Apakah kamu telah membelah dadanya, kemudian mengambil hati musuh itu dan menemukan bahwa syahadatnya adalah modus untuk selamat sebagaimana prasangkamu?” tanya Nabi kepada Usamah.

 

“Tidak ya Rasul, saya tidak membelah dadanya” jawab Usamah.

 

“Dari kejadian tersebut, kita tahu bahwa orang yang kafir puluhan tahunpun, ketika ia mengucapkan kalimat syahadat, maka ia dianggap mukmin. Walaupun kondisi ia saat mengucapkan syahadat tersebut dalam kondisi terdesak dalam perang. Selanjutnya kita sebagai orang muslim yang setiap hari sholat, puasa, dan haji hanya karena belum di saksikan syahadatnya oleh mereka, kita dianggap kafir olehnya,” jelas Kang Yayan.

 

Hal tersebut merupakan sebuah pengkhianatan terhadap perjuangan Nabi, karena Nabi memperjuangkan kaum kafir agar menjadi musli, namun mereka malah sebaliknya mengkafirkan yang sudah muslim. Hal tersebut merupakan perjuangan yang batil. 

 

“Jangan biarkan mereka besar, karena jika dibiarkan, maka 5-10 tahun kemudian, anak cucu kita akan jauh dari akidah yang kita pegang hari ini,” pungkasnya. 

 

Pewarta: Muhammad Salim
Editor: Abdul Manap


Daerah Terbaru