• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Daerah

Inilah Dua Sifat Setan yang Harus Ditiru

Inilah Dua Sifat Setan yang Harus Ditiru
Dua sifat setan yang boleh dan bahkan harus ditiru
Dua sifat setan yang boleh dan bahkan harus ditiru

Bandung, NU Online Jabar 
KH Dindin Awaluddin mengatakan bahwa ada dua hal yang bisa bahkan harus ditiru dari sifat setan yang terkutuk itu. 

"Menurut abdi mah aya sipat setan nu kudu ku urang diturutan," ungkap Bendahara Rijalul Ansor Kabupaten Bandung ini pada pengajian malam kedelapan atau terakhir imtihan di Pondok Pesantren Darun Ni'am Maruyung, Kecamatan Pacet, Kamis (15/10)

Pertama, kata dia, sifat setan yang harus ditiru adalah tara bosenan (tak pernah merasa bosan). Menurut dia, setan tak pernah merasa bosan menggoda umat manusia. 

Nah, kata ajengan dari Pondok Pesantren Tanjungsalam, Ciwidey ini, sifat tidak pernah merasa bosan itu harus diikuti oleh kita, tapi bukan dalam keburukan, melainkan dalam kebaikan. Artinya, kita tak boleh merasa bosan dalam melakukan dan mengajak kebaikan. 

"Kadua, sipat setan nu kudu diturutan ku urang nyaeta tara pundungan," katanya. 

Menurut dia, sama dengan sifat setan yang pertama, sifat tara pundungan ini boleh bahkan harus ditiru oleh manusia, tapi bukan dalam keburukan, melainkan dalam kebaikan.

Dalam penelusuran NU Online Jabar, dalam bahasa Indonesia, pundung bisa diartikan kecewa, kesal, tersinggung. Tidak pundung, artinya tidak gampang kecewa. 

Ngembangkeun agama Allah ulah bosenan, ulah pundungan,” tegas Ajengan Dindin. 

Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa selepas keluar dari pesantren, santri harus tetap muttasil (terhubung, red.) dengan gurunya. Kalau tidak muttasil, setidaknya munfasil (meski berpisah, tapi masih tetap terhubung, red.), tapi jangan munqathi (terputus sama sekali, red.). 

Pewarta: Abdullah Alawi 


Daerah Terbaru