• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 30 April 2024

Daerah

Gandeng BEM STIE Wikara, Kader IPPNU Ini Deklarasikan Bahaya Pelecehan Seksual 

Gandeng BEM STIE Wikara, Kader IPPNU Ini Deklarasikan Bahaya Pelecehan Seksual 
Rasti Mulya Atini, Kader IPPNU Kabupaten Purwakarta (Foto: NUJO)
Rasti Mulya Atini, Kader IPPNU Kabupaten Purwakarta (Foto: NUJO)

Purwakarta, NU Online Jabar 
Kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Purwakarta, Rasti Mulya Atini bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Wibawa Karta Raharja (Wikara) menggelar deklarasi bahaya pelecehan seksual di kalangan kampus sebagai bentuk kepedulian terhadap perempuan. 


Rasti mengatakan bahwa Kekerasan seksual sering terjadi pada kalangan mahasiswi di kampus. Menurutnya, ini merupakan masalah yang cukup serius dan harus ditangani dengan segera. Untuk itu, pihaknya siap membantu permasalahan atau kebingungan mereka yang berkaitan dengan permasalahan kekerasan seksual yang terjadi pada kalangan mahasiswi di kampus.


"Kekerasan seksual tidak hanya soal pemerkosaan, akan tetapi juga tentang bagaimana mahasiswa bahkan dosen menyikapi para mahasiswi di kampus. Misalnya tindakan tindakan seperti merangkul, maupun menyentuh bagian luar pakaian juga bisa menjadi salah satu aktivitas seksual tanpa penetrasi,” ujar Rasti pada acara talk show yang digelar di kampus STIE WIKARA, Jumat (26/11). 


Contoh lain, lanjut Rasti, tindakan-tindakan mahasiswa atau dosen laki-laki seperti melihat atau menunjukkan berbagi gambar, video, hingga chatting yang berbau unsur seksual seperti mengirimkan emoticon atau stiker yang berlebihan, hingga dosen memberikan materi yang menjurus ke hal seksual. 


“Sangat disayangkan pelecehan ini sering dianggap hal biasa di kalangan kampus, mereka para pelaku seringkali membela diri dengan perkataan bahwa mereka melakukan hal tersebut bukan untuk melecehkan korban melainkan rasa kasih sayang dari mereka sebagai orang tua korban," tegasnya.


Padahal, kata Rasti, perlu diketahui bahwa Pelecehan seksual di kalangan kampus sering terjadi kepada mahasiswi sehingga kejadian tersebut bisa menyebabkan penerimanya menjadi tertekan, memiliki rasa takut, malu, dan rendah diri, bahkan akan mengakibatkan mahasiswi tersebut memutuskan untuk berhenti kuliah. 


Sementara itu, Edi Junaedi yang menjadi narasumber mengatakan bahwa pelecehan seksual tidak terjadi pada perempuan saja, laki laki pun dapat menjadi korban. Dosen STIE Wikara itu menyebut bahwa laki laki maupun perempuan bisa menjadi korban ataupun pelaku atas perilaku yang  dianggap tidak sopan, memalukan atau mengintimidasi merupakan sebuah pelecehan.


"Saya sangat mengapresiasi atas kegiatan seperti ini, dan saya sarankan agenda ini agar ditindak lanjuti oleh BEM, nanti kalian harus mendirikan SOP, peraturan peraturan tentang pelecehan seksual agar kampus kita bersih daripada kata pelecehan," tandasnya.


Editor: Agung G


Daerah Terbaru