Nasional

Sekitar Lagu-lagu Indonesia dalam Revolusi (Part 3)

Selasa, 12 November 2024 | 17:42 WIB

Sekitar Lagu-lagu Indonesia dalam Revolusi (Part 3)

H. Munhar. (Foto: istimewa)

Begitu juga bagian pertama dari kalimat lagu yang menyusul masih menunjukkan persamaan ini sengaja kita kemukakan, sebab hal serupa ini sering terjadi dalam lagu-lagu Indonesia. Kebanyakan dari pengubah lagu-lagu kita sering mengambil jalan yang paling murah dalam membuat lagu-lagunya dengan tidak memperhatikan keasliannya (oroginalliteit) dari ciptaan ciptaannya, ini sudah tentu kurang bertanggung jawab dan tidak akan membeli perbaikan pada lagu-lagu kita. 


Lagu lain yang juga menjadi sangat populer pada permulaan evolusi ialah lagu ciptaan almarhum C. Simanjuntak


Indonesia merdeka 
Salat-salak bergembira 
Bergembira semua 
Sudah bebas negeri 
Indonesia merde 
Indonesia merde 
Menjunjung bahagia 
Itulah hak mi 
Untuk selama-lama  


Lagu ini lahir pada akhir kekuasaan Jepang, tapi baru mendapat haknya yang penuh dan berkumandang bebas di tanah ayo kita sesudah proklamasi Indonesia merdeka titik dalam teksnya diadakan beberapa perubahan kalimat: itulah hak milik kita. Seperti diketahui, lagu ini pernah diperdengarkan oleh pemuda-pemuda kita di Praha pada tahun 1948 dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa 


Lagu selanjutnya yang segera menjadi terkenal dalam masyarakat kita ialah lagu ciptaan H.Muntahar


Dwi warna
Dwi warna , Dwi warna
Dwi warna bendera kita 
Bendera 
Bangsa Indonesia 
Dwi warna, Dwi warna
Dwi warna, lambang bahagia 
Sang merah putih Mela 
Sang merah putih berkibar
Tanda bukti merdekanya 
Negara Indonesia. 


Juga lagu ini sangat banyak dinyanyikan, terutama dalam barisan-barisan yang berarti titik tapi sayang, trio² yang terdapat dalam lagu ini biasanya salah dinyanyikan mereka. 


Selanjutnya timbul suatu lagu baru ciptaan Tobing


Halo halo Bandung 
Halo halo Bandung 
Ibukota Priangan 
Halo halo Bandung 
Sudah lama beta 
Tidak berjumpa dengan kau 
Sekarang telah menjadi lautan api 
Mari bung, rebut kembali 


Dalam tempo yang singkat lagu ini menjadi sangat populer dan segera disertai dengan beberapa varian misalnya: halo halo Jakarta, halo-halo Semarang dan halo-halo Surabaya. Bahwa lagu ini pada umumnya mempunyai akibat sebagai bensin terhadap api dalam masyarakat kita, di dalam mengherankan bukankah di kota Bandung, seperti juga Jakarta Semarang dan Surabaya yang pada waktu itu diduduki tentara asing, menjadi pusat perhatian dari rakyat yang berjuang yang menganggap keadaan keadaan kota-kota tersebut sebagai permulaan penjajahan baru di tanah airnya? 


Tapi seperti juga halnya dengan lagu dari barat sampai ke timur kekuatan lagu ini terletak pada isinya. Jalan melodi dan harmoninya terlalu biasa sehingga dapat dikatakan "te alledaags "yang berarti kurang keasliannya. Malahan bagi mereka yang meneliti dalam dapat melihat adanya persamaan antara lagu ini dengan lagu when it spring time in the Rockies, sekalipun tidak begitu kentara seperti halnya dengan lagu dari barat sampai ke Timur (mungkin juga dilakukan penciptanya secara tidak sadar) jalan melodi dan harmoni dari kalimat-kalimat lagu dari bagian pertama halo-halo Bandung hampir sama dengan jalan melodi dan harmoni dari kalimat-kalimat lagu dari when is spring time in the rockies hanya bedanya bio lagu when is spring time rockies dibuat dalam ragam mat 3/4 (wals), halo halo Bandung adalah 4/4 , dibikinkan menjadi emas yang biasa ya dimainkan ala fox-trot bersemangat dari gemuruh juga kedengaran tapi melodinya sendiri an sich tidak mempunyai gaya yang kuat terutama sebagai mars perjuangan bahwa lagu ini sangat banyak dinyanyikan adalah soal lain 


Pada lagu-lagu yang kita kemukakan di atas yang kita anggap sebagai yang terpenting dari golongan ini sudah tentu masih sangat banyak lagu-lagu mars yang dapat kita tambahkan titik tapi tidak kita bisa bicarakan disini satu persatu.


Dengan kelemahan-kelemahan yang terdapat pada lagu dari ba sampai ke Timur yang merupakan suatu catat di muka seperti yang kita uraikan di atas tidaklah pada tempatnya untuk mempertahankan kedudukan lagu ini di masa datang bila kita ingin menjernihkan perairan kolam lagu-lagu kita begitu juga halo-halo Bandung yang memang sudah mempunyai sifat tool pada waktunya, akan segera menjadi usang dan bila kita boleh meminjam perkataan dari mereka yang saling berselisih dalam kesusastraan kita pada akhir-akhir ini juga kita ingin mengumpul kedua lagu ini bersama alirannya tapi marilah kita mengubahnya dengan segala upacara kehormatan atas atas jasa-jasa dari lagu-lagu ini yang selalu meminta perhatian rakyat kita pada perjuangan yang sedang berdoa di tanah air kita di masa silam.


Sumber: Majalah Mimbar Indonesia, No. 4, 28 Januari 1950 dan No. 5, 4 Februari 1950


Terkait