Cek Kesehatan Gratis Mulai 4 Agustus, Kemenkes Sasar 53 Juta Siswa SD hingga SMA
Sabtu, 2 Agustus 2025 | 16:00 WIB
Bandung, NU Online Jabar
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) resmi meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah pada Sabtu, 2 Agustus 2025.
Program tersebut akan mulai dilaksanakan serentak pada Senin, 4 Agustus 2025 di seluruh Indonesia dengan menyasar lebih dari 53 juta siswa dari jenjang SD, SMP, hingga SMA sederajat.
"Program ini adalah salah satu program Bapak Presiden yang jangkauannya paling luas, menyentuh seluruh populasi Indonesia, dimulai dari anak-anak sekolah," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers Kick Off Cek Kesehatan Gratis di Jakarta seperti dikutip dari laman NU Online, Sabtu (02/08/25).
Program CKG merupakan bagian dari strategi pembangunan jangka panjang pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam memperkuat fondasi Sumber Daya Manusia (SDM) unggul sejak usia dini, khususnya di bidang kesehatan anak dan remaja.
Pelaksanaan program akan dilakukan di 282.317 satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Jenis pemeriksaan disesuaikan dengan kelompok usia dan masalah kesehatan yang dominan di tiap jenjang pendidikan.
Untuk jenjang SD/MI dan pesantren sederajat, pemeriksaan mencakup status gizi dan tinggi badan, tekanan darah, kesehatan gigi, mata, telinga, kebugaran fisik (untuk kelas 4–6), dan kesehatan jiwa dasar. Sementara itu, untuk jenjang SMP dan SMA sederajat, cakupan pemeriksaan diperluas dengan deteksi anemia melalui darah ujung jari, pemeriksaan penyakit menular seperti Hepatitis dan HIV, kesehatan reproduksi, mental, serta kebiasaan tidur.
Menkes menegaskan bahwa pemeriksaan dilakukan tanpa prosedur suntik bagi siswa SD. Untuk SMP dan SMA, pengambilan sampel darah dilakukan secara ringan melalui tusukan kecil di jari.
"Kita temukan banyak masalah gigi, kebugaran rendah, dan anemia pada siswa. Bahkan, di sekolah rakyat yang kami kunjungi bulan lalu, 49 persen anak mengalami masalah gigi, 33 persen kebugaran rendah, dan 26 persen anemia," ungkap Budi.
Data Kemenkes juga mencatat hanya 6,2 persen anak usia sekolah yang rutin beraktivitas fisik minimal 60 menit per hari. Selain itu, sebanyak 1,2 persen anak usia 10–14 tahun sudah merokok, dan angkanya meningkat drastis menjadi 16,78 persen pada kelompok usia 15–19 tahun. Pemeriksaan juga akan mencakup skrining kesehatan jiwa, termasuk kecemasan dan depresi.
Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Maria Endang Sumiwi, menyampaikan bahwa program ini tidak hanya untuk mendeteksi penyakit, tetapi juga membangun budaya hidup sehat di sekolah dan lingkungan rumah. “Satu dari enam anak usia 13–15 tahun mengalami obesitas, dan dua dari lima anak usia sekolah berisiko mengalami gangguan kesehatan jiwa,” jelasnya.
Pelaksanaan program ini melibatkan kerja sama lintas kementerian, termasuk Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, Kementerian Sosial, dan Kementerian Dalam Negeri. Dukungan teknis di lapangan akan diberikan oleh lebih dari 17.000 Puskesmas di seluruh Indonesia.
"Yang terpenting bukan hanya mendeteksi penyakit, tetapi menjaga anak tetap sehat. Kesehatan adalah fondasi SDM unggul," ujar Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno saat menghadiri peluncuran program.
Dalam tahap persiapan, guru, orang tua, dan pihak sekolah dilibatkan. Kuesioner dikirimkan satu minggu sebelum pelaksanaan guna memetakan kondisi awal siswa, sementara ruang-ruang pemeriksaan disiapkan bersama oleh pihak sekolah dan Puskesmas.