LP Ma’arif NU Majalengka Gelar FGD Bangun Ekosistem Pendidikan Berbasis Aswaja
Selasa, 6 Mei 2025 | 16:00 WIB
Majalengka, NU Online Jabar
Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Majalengka menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema Membangun Ekosistem Pendidikan Ma’arif, Senin (5/5/2025).
Kegiatan tersebut menjadi langkah strategis untuk memperkuat pendidikan berbasis Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) di lingkungan keluarga besar NU Majalengka.
FGD tersebut diikuti oleh para ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) NU se-Kabupaten Majalengka. Dalam forum itu, mereka menyatakan komitmen bersama untuk membangun ekosistem pendidikan NU yang berkarakter, terstruktur, dan sejalan dengan nilai-nilai keaswajaan.
Ketua LP Ma’arif PCNU Majalengka, Dr. E Mulya Syamsul, M.Ag., menyampaikan bahwa pembangunan ekosistem pendidikan NU bukan sekadar soal infrastruktur, melainkan juga mencakup penguatan karakter, nilai, dan identitas pelajar.
"Kami ingin generasi Ma’arif NU ke depan memiliki akidah yang kuat, berdaya dalam pekerjaan, dan istiqamah dalam kehidupan sosial-keagamaan," ungkap Mulya.
Dari hasil diskusi, disepakati empat langkah utama untuk mewujudkan pendidikan unggul berbasis NU. Pertama, seluruh sekolah yang berafiliasi dengan NU atau berstatus BHMNU diwajibkan mencantumkan logo LP Ma’arif NU sebagai identitas resmi kelembagaan.
Langkah kedua, seluruh lembaga pendidikan NU diwajibkan mendaftar melalui sistem informasi digital SIPINTER NU di laman https://sipinter.maarifnu.or.id/login.
Ketiga, pembentukan Badan Penyelenggara Pembiayaan Pendidikan Ma’arif NU (BP3MNU) sebagai upaya mewujudkan kemandirian pembiayaan pendidikan berbasis jamaah.
"Penutupnya, kami akan memperkuat ekosistem pendidikan NU melalui kolaborasi dengan lembaga-lembaga NU lainnya seperti LAZISNU, MRI, LPNU, ISNU, PERGUNU, IPNU, dan IPPNU," jelas Mulya yang juga merupakan dosen Universitas Majalengka.
Sementara itu, Ketua Panitia FGD, Iyan, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan yang pertama digelar dalam konteks pengkajian peraturan perkumpulan NU. FGD ini ditujukan untuk membangkitkan kesadaran berorganisasi sesuai prinsip jam’iyah NU.
"Hasil dari pertemuan ini menegaskan pentingnya penguatan Kurikulum Aswaja. Sekolah wajib mengembangkan kurikulum keaswajaan sebagai muatan lokal yang dikontrol dan diawasi oleh LP Ma’arif NU," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pendidikan menurut NU adalah usaha jam’iyah yang mendasar, terencana, dan sistematis, serta harus berbasis pada nilai-nilai Annahdliyah Ahlussunnah wal Jama’ah.