560 kursi empuk di Senayan
Sebentar lagi jadi rebutan
Mereka yang berdompet tebal
Si melarat, tak mungkin bisa duduk di sana
Meski saleh, cerdas, santun dan tampan
Ribuan kursi empuk itu
di seluruh pelosok negeri juga sama
Si melarat juga tak punya kursi empuk
Karena mereka tak punya dompet
Bila pun becak, sepeda ontel
Sepetak sawah dan rumah serta isinya
habis terjual
Kursi itu juga tak mungkin terbeli
Si melarat tak punya wakil
Tempat mengadu, keluh dan luka
Meski telah berlelah dan memberi keringatnya
Si wakil sering lupa kepadanya
Dan tak lagi mau menengok mereka
Meski si wakil kemarin datang ke gubuk si miskin
Sambil merengek dan mengiba-iba
Dan membagi sedikit kegembiraan
Besok si melarat akan dilupakan
Ia dibiarkan kembali tidur di gubug reot
Dan si kaya akan tidur di kursi empuk
Dan berpiknik ria ke mana-mana
Si melarat tak punya kursi
Mimpi-mimpinya duduk di kursi empuk
tak akan pernah jadi nyata
Dan janji-janji indah si wakil
Entah di mana
KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU