Thariqah, Bisnis, Seni Budaya, dan Indonesia Raya
Oleh: Iskak Wijaya
Setelah Koperasi Produsen Jam'iyyah Ahlith Thariqah al-Muktabarah an-Nahdliyah (Jatman) Kabupaten Subang Sejahtera secara legal dibentuk, secara resmi kantor koperasi dapat ditempati sekaligus juga menjadi pusat gerakan Jatman Selasa (21/9). Acara pembukaan kantor koperasi itu diresmikan oleh Bupati Kabupaten Subang, disaksikan oleh Rais ‘Aam Jatman Kabupaten Subang, Ketua PCNU Kabupaten Subang, beserta beberapa banom, dan Lembaga Adat Karatwan (LAK) Galuh Pakuan yang menjadi salah satu pendorong utama gerakan ekonomi koperasi tersebut.
Sebagian orang berpikir bahwa gerakan thariqah atau tarekat merupakan gerakan spiritual-keagamaan yang berfokus pada amalan ritual, doa, wirid dan semacamnya. Sesungguhnya banyak kegiatan yang dilakukan oleh lembaga thariqah dengan melibatkan diri pada bidang ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan.
Acara malam itu diawali dengan kecapi Pantun Sunda, yang mengisahkan tentang kemuliaan Baginda Nabi SAW, khulafaurrasyidin, dan hakikat sedulur papat lima pancer dalam konteks Jawa. Setelah itu menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Yaa Lal Wathan, dan pengucapan Pancasila. Spirit langitan membumi bersama adat-tradisi serta kebangsaan dengan damai dan nyaman.
Manaqib Kubro dilantunkan dalam getar dan menghanyutkan. Taushiyah disampaikan oleh Rais ‘Aam Jatman Kabupaten Subang, Ketua PCNU Kabupaten Subang, dan diskusi bersama dipandu oleh Raja Lembaga Adat Karatwan (LAK) Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati Evi Silviadi. Selain itu ada paparan dari kawan lama, seorang perempuan pengusaha Madrim Kusumah Andhini yang menawarkan kerja sama melalui trading house untuk kopi dan buah-buahan ke Maroko serta Turki.
Di antara fokus koperasi ini adalah pengelolaan lahan untuk nelayan dan penyebaran pupuk bagi petani di Jawa Barat. Pupuk menjadi persoalan ketika sistem distribusi dan perdagangannya banyak mengalami kendala dan permasalahan yang sangat merugikan para petani. Gerakan perekonomian yang didasari dengan spirit yang baik ini semoga sukses dan bermanfaat bagi sebanyak-banyak umat.
Malam itu, rangkaian beribadah, berkemanusiaan, berkebangsaan, dan berkesenian menjadi rangkaian praktik beragama yang penuh rahmat dan barakah. Semoga berkelanjutan selamanya. Aamiin.
Penulis adalah Penggiat Desa Digital, tinggal di Jepara dan sedang mengembangkan Desa Digital di lima Desa di Subang.
