Mata Rantai yang Hilang: Haul dan Halaqoh KH A Wahid Hasyim Hidupkan Gagasan Sang Ulama
Sabtu, 19 April 2025 | 16:40 WIB
Sumedang, NU Online Jabar
Untuk mengenang dan menggali kembali jejak pemikiran serta kontribusi besar KH A Wahid Hasyim dalam dunia pendidikan dan keislaman Indonesia, Yayasan KH. A. Wahid Hasyim bersama Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Sumedang menggelar acara Haul & Halaqoh bertajuk Mata Rantai yang Hilang, Sabtu (19/4/2025) di Gedung Negara, Sumedang.
Acara ini turut dihadiri oleh Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, yang memberikan sambutan dan dukungan penuh atas terselenggaranya kegiatan reflektif ini.
Hadir pula para pimpinan badan otonom (banom) dan lembaga NU di lingkungan PCNU Sumedang, menambah semarak dan kekhidmatan acara.
Sejumlah tokoh penting juga hadir sebagai narasumber, di antaranya Ketua Yayasan KH. A. Wahid Hasyim Gus Arief Rachman bersama Dr. Umar Wahid, Ketua Lakpesdam NU Jabar Prof. BQ Anees, Kurator Museum KH Hasyim Asy'ari Erwien Kesuma, dan Direktur Media Center PWNU Jabar Sekaligus Sejarawan Iip D. Yahya.
Ketua Panitia Pelaksana, Aip S Mubarok, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk merefleksikan kembali pemikiran-pemikiran visioner KH A Wahid Hasyim yang telah memberikan kontribusi besar terhadap pembentukan karakter dan intelektual bangsa.
“Pemikiran dan keteladanan beliau menyimpan banyak khazanah yang relevan dengan kondisi bangsa saat ini. Ikhtiar ini adalah upaya kita menemukan kembali 'mata rantai yang hilang' dalam sejarah intelektual keislaman kita,” ujarnya.
Ketua PWNU Jawa Barat, KH Juhadi Muhammad, turut memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan kegiatan ini. Ia menilai, acara ini merupakan bentuk penghormatan atas dedikasi seorang tokoh NU yang tidak hanya berjasa bagi NU, tetapi juga bagi Indonesia.
“Saya sangat berterima kasih kepada Lakpesdam NU Jabar. Harapannya, haul ini bisa menjadi agenda rutin tahunan yang terus menghidupkan nilai-nilai perjuangan KH A Wahid Hasyim,” katanya.
Sementara itu, Gus Arief Rachman mengungkapkan sisi keilmuan luar biasa dari KH A Wahid Hasyim. Menurutnya, sang tokoh sudah menjadi seorang hafidz Al-Qur’an sejak usia sembilan tahun.
“Beliau sejak kecil memiliki kebiasaan mengkhatamkan Al-Qur’an setiap lima hari sekali. Inilah yang menjadi fondasi spiritual kuat yang mewarnai perjalanan hidup dan pemikirannya,” jelas Gus Arief.
Sebagai bentuk inklusivitas dan keterbukaan akses informasi, acara ini juga disiarkan secara langsung melalui NU Jabar Channel dan TV9 Nusantara, sehingga masyarakat dari berbagai daerah tetap dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.
Terpopuler
1
Nekat Berhaji Tanpa Visa Resmi, WNI Terancam Dideportasi dan Dilarang Masuk Arab Saudi 10 Tahun
2
KH Aceng Aam Sebut Anak Terbaik Adalah yang Melebihi Orang Tuanya dalam Kebaikan
3
Shalawat Haji Karangan KH M Nuh Addawami Mustasyar PBNU Asal Garut
4
Peringati Harlah ke-91, GP Ansor Kertasemaya Gelar Tasyakuran dan Halal Bihalal
5
PCNU Cianjur Bersama Kemenag dan BPN Gelar Sosialisasi Sertifikasi Tanah Wakaf
6
Penerima Beasiswa Pascasarjana Pergunu Depok Jalani Ujian Tesis di Universitas KH Abdul Chalim Mojokerto
Terkini
Lihat Semua