• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Nasional

Menkopolhukam Mahfud MD: Habib Luthfi Bin Yahya Berilmu Luas, Tawadhu, dan Bisa Bermain Musik

Menkopolhukam Mahfud MD: Habib Luthfi Bin Yahya Berilmu Luas, Tawadhu, dan Bisa Bermain Musik
Tangkapan layar cuitan Mahfud MD
Tangkapan layar cuitan Mahfud MD

Bandung, NU Online Jabar
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD membagikan potret kala dirinya dengan Mustasyar PBNU Habib Luthfi bin Yahya.
Potret tersebut dibagikan Mahfud MD pada cuitan akun Twitternya Jumat, 4 Desember 2020.

“Habib Luthfi Yahya. Saya sering mengunjunginya dlm susana santai,” tulis Mahfud MD, di akun Twitternya @mohmahfudmd.

Ia juga menuliskan bahwa selain ilmu yang luas dan tawadu, Habib Luthfi bin Yahya juga bisa bermain musik.

Lebih lanjut, Mahfud MD mengatakan bahwa Habib Luthfi bin Yahya juga menciptakan lagu berjudul Padhang Wulan. Lagu tersebut sering dilantunkan ribuan jemaah saat pengajian akan dimulai

“Selain ilmunya yang luas dan tawadhu beliau juga bisa bermain musik, jg mencipta lagu spt "Padhang Wulan" yg sering dilantunkan oleh ribuan jama'ah scr meriah saat beliau akan mulai pengajian menjelang tengah malam,” tulisnya.

Diketahui sebagaimana diberitakan NU Online, Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dinilai berjasa di bidang pengembangan ilmu pengetahuan dalam komunikasi dakwah dan sejarah kebangsaan. 

Sebagaimana dikatakan Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Fathur Rokhman, secara akademis jasa-jasanya dapat ditelusuri melalui sejumlah buku yang ditulisnya dan rekam jejaknya yang secara konsisten mempromosikan nilai-nilai keislaman dalam bingkai keindonesiaan.

"Cara yang dipakai untuk menyampaikan pemikiran menunjukkan tiga keunggulan, meliputi tangguh  dan luasnya bacaan. Referensinya membentang dari kitab-kitab klasik, pemikiran barat hingga pemikiran kontemporer tanah air," kata Prof Fathur saat menyampaikan sambutan dalam 'Upacara Penganugerahan Doktor Honoris Causa kepada Habib Lutfi' di Auditurium Unnes, kampus Sekaran Gunungpati Semarang, Senin (9/11)

Kehadiran Habib Lutfi di tengah dinamika kebangsaan, sebagai tokoh yang dekat dan dihormati secara luas oleh semua kalangan merupakan berkah, tidak hanya bangsa Indonesia, tetapi juga masyarakat dan masyarakat global.

"Sebagai ilmuwan Habib Luthfi memiliki tiga keunggulan yakni rasa ingin tahu dan memiliki dorongan untuk menemukan jawaban, penguasaan metodologi sehingga mampu memilih dan memilah aneka informasi, dan data yang diperolehnya dan kemampuan mem-publish sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh umat," ungkapnya.

Tidak hanya berjasa di bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan sejarah kebangsaan, Habib Muhammad Luthfi bin Yahya merupakan Rais 'Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah (JATMAN), yaitu organisasi Ulama Sufi Internasional yang berkantor pusat di Indonesia. 

Dalam acara Majelis Kliwonan Kanzus Sholawat Kota Pekalongan Jawa Tengah yang berlangsung setiap Jumat Kliwon (19/7) lalu, kedatangan beberapa tamu istimewa dari kawasan Timur Tengah yakni Syekh Adnan Al-Afyouni dari Suriah, Syekh Muhammad Ash-Shuhumi dari Libya, Syekh Riyadh Bazu dari Libanon, dan Syekh Aziz Al-Idrisi dari Maroko hadir secara khusus ke Pekalongan Jawa Tengah.

Kehadiran keempat tokoh asal Timur Tengah itu merupakan bentuk dukungan atas lahirnya organisasi Ulama Sufi Internasional pada gelaran Multaqa Sufi Internasional tanggal 8-10 April 2019 lalu di Pekalongan Jawa Tengah. 

Syekh Adnan mengatakan, satu hal yg menarik dari organisasi kelas dunia ini adalah bahwa pimpinan tertinggi organisasi ini di pimpin oleh Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.

"Mengapa memilih Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dan Indonesia sebagai pemeran utamanya ? karena  para masyayikh dan mufti  memilihnya berdasarkan isyarah ilahiyah, dan isyarah minar Rasul SAW, sehingga pilihan itu sangat tepat," ujar Syekh Adnan.

Pewarta: Abdul Manap
Editor: Abdullah Alawi 

 


Nasional Terbaru