• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Indramayu

Pentingnya Peringatan Haul sebagai Pengingat Bagi Generasi Muda

Pentingnya Peringatan Haul sebagai Pengingat Bagi Generasi Muda
Mustasyar PBNU Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya. (Foto: NU Online Jabar/Aisy)
Mustasyar PBNU Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya. (Foto: NU Online Jabar/Aisy)

Indramayu, NU Online Jabar
Mustasyar PBNU Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya mengatakan peringatan Haul sudah sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan oleh Rasulullah Saw yang berziarah ke makam Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib seorang Syaidi Syuhada di Jabal Uhud. 

 

Rais ‘Aam Idaroh Aliyah Jamiyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN) ini menyampaikan bahwa tujuan diadakannya peringatan Haul adalah untuk mengingat kembali sejarah perjuangan para ulama Indonesia dan memperkuat cinta terhadap Tanah Air. 

 

"Tujuan diadakannya Haul adalah akan menguak mutiara-mutiara yang terpendam untuk kemudian memperkuat cinta kita kepada bangsa dan Tanah Air kita, karena di zaman sekarang kecintaan kita sudah merosot. Supaya kita tidak kepaten obor kepada sejarah para ulama yang telah berjasa bagi Indonesia,” terang Habib Lutfi dalam peringatan Haul Akbar ke-139 Al-Arifbillah Al-Quthub Al-Habib Umar Bin Thoha Bin Yahya RA di Area Makam RK kelurahan Karang Malang, Indramayu, Kamis (22/9/2022). 

 

“Contohnya seperti seseorang yang sudah merasa cinta dapat menutuipi aib seseorang yang dicintainya. Tidak akan mengucapkan kata-kata yang akan menyakiti dirinya,” sambugnya.

 

Lanjut, Habib Lutfi mengajak generasi muda untuk tidak mengumbar aib bangsanya sendiri karena kepentingan individual atau kelompok. 

 

“Generasi muda penerus bangsa harus lebih cinta dan merasa handarbeni dengan tanah airnya, agar semakin cinta kepada bangsa dan tanah airnya,” tuturnya.

 

Kemudian Habib Luthfi menceritakan kisah Syekh Nawawi al-Bantani yang melahirkan banyak karya. Kiai Nawawi adalah ulama Indonesia yang melahirkan lebih dari 400 karangan kitab, ia juga yang mensyarahi kitab Safinatunnajah yang kemudian dita’lif oleh Syekh Salim bin Saad bin Sumair al-Hadarami.

 

“Habib Utsman Mufti pertama dan terakhir di Indonesia yang memiliki karya lebih 300 kitab selain itu, salah satu ulama Indramayu yang telah berjasa kiai Sam'un daerah Dadap, Indramayu. Namun, nama Kiai Sama’un tidak seterkenal dengan Kiai Syakir, padahal menurut catatan sejarah yang dihimpun dari berbagai sumber, Kiai Syakir adalah putera Kiai Sama’un. Tokoh ulama yang satu ini adalah salah seorang penyebar agama Islam di bagian timur Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat sekitar abad XVI M,” pungkasnya. 

 

Pengirim: A'isy Hanif Firdaus
Editor: Agung Gumelar


Indramayu Terbaru