MWCNU Balongan Adakan Kegiatan Pembacaan Manaqib, Tradisi Khas Nahdliyin di Indonesia
Indramayu, NU Online Jabar
Dilaksanakan setiap pekan pertama awal bulan, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Balongan mengadakan kegiatan pembacaan kitab manaqib di Musolah Al Falah Desa Tegalurung Kecamatan Balongan. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh jajaran MWC NU Kecamatan, pengurus ranting NU tingkat desa, dan juga masyarakat setempat dan berlangsung sangat lancar.
Selaku Ketua MWCNU Balongan, Kiai Hasanudin menjelaskan, kegiatan pembacaan kitab manaqib merupakan sebuah tradisi khas kalangan nahdliyin yang ada di Indonesia.
"Kegiatan ini juga adalah agenda rutin dari para pengurus MWCNU Kecamatan Balongan dalam menghidupkan tradisi keIslaman dan ke-NU-an," jelasnya.
Kiai kharismatik yang juga pengasuh pondok pesantren Shobara Desa Rawadalem Kecamatan Balongan tersebut juga menambahkan bahwa dalam kegiatan pembacaan kitab manaqib, terdapat tiga unsur kegiatan.
"Yang pertama adalah istighosah, yaitu memohon ampun kepada Allah SWT. Kemudian yang kedua adalah pembacaan sholawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW, dan yang terakhir adalah pembacaan kitab manaqib,"paparya.
Kiai Hasanudin berharap, dengan adanya kegiatan pembacaan kitab manaqib ini, tali silaturahmi antar pengurus MWC dengan pengurus ranting dan juga dengan masyarakat setempat dapat selalu terjaga. "Di sisi lain juga kegiatan ini dapat dijadikan sebagai kegiatan positif bagi kaum muda Kecamatan Balongan," tandasnya.
Sebagai informasi tambahan, kitab manaqib merupakan sebuah karya tulis yang bersisi tentang biografi seseorang. Di dalamnya berisi tentang perjalanan hidup seseorang dari lahir sampai kematiannya, atau bisa juga hanya berisi kisah-kisah penting dalam hidup seseorang.
Dalam hal ini, manaqib yang baca merupakan biografi dari Syeikh Abdul Qadir Al Jaelani, yang merupakan salah seorang ulama besar dalam berbagai disiplin ilmu, baik itu fiqih (jurusprudensi), Aqidah (teologi), maupun Tasawuf (mistisisme). Beliau lahir di kota Gilan (Iran) dan meninggal di kota Baghdad (Irak). Bagi umat Islam di Indonesia, khususnya kaum nahdliyin, Sheikh Abdul Qadir Al Zaelani merupakan sosok waliyullah, bahkan dianggap sebagai Sulthanul Auliya atau rajanya para wali. Beliau hidup kira-kira pada masa kejayaan bani Abassiah, yaitu pada abad ke 11 Masehi.
Pewarta : Amirudin
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi