Lepas Bulan Mulud, Keluarga Besar Pangeran Papak Gelar Ritual Salawatan Terebangan
Garut, NU Online Jabar
Kamis (4/11) bertepatan dengan malam Jum’at Kliwon, keluarga besar Pangeran Papak Cinunuk, Wanaraja Garut, kembali gelar ritual salawatan terebangan. Seperti biasa, ritual ini digelar di kediaman karuhun yang tempatnya tak jauh dari area pemakaman Pangeran Papak. Ritual kali ini digelar dalam rangka melepas (jajap) bulan mulud yang merupakan rangkaian terakhir dari ritual-ritual yang diselenggarakan oleh keluarga besar Pangeran Papak sebagai upaya dalam memuliakan, menghormati, serta memperingati bulan dilahirkannya Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana diketahui sebulan sebelumnya, Kamis (7/10) ritual ini pun digelar dalam rangka menyambut (mapag) bulan mulud. Menurut Raden Agus sebagai keturunan keempat Pangeran Papak, ritual salawatan terebangan ini merupakan ritual sakral yang pelaksanaannya tidak sembarang waktu digelar. Ritual salawatan terebangan hanya digelar pada malam Jum’at pertama dan terakhir di bulan mulud.
“Pelaksanaan salawatan terebangan tidak seperti perayaan atau acara muludan lain yang dapat dilaksanakan kapan saja. Ritual salawatan terebangan hanya dilaksanakan dua kali selama bulan mulud. Pelaksanaannya juga tidak sembarang, yakni digelar pada malam Jum’at pertama dan terakhir bulan mulud,” jelas Raden Agus.
Pada kesempatan yang sama, Raden Agus pun menjelaskan bahwa ritual salawatan terebangan merupakan cara berdakwahnya Pangeran Papak dalam menyebarkan agama Islam, terutama dalam memperkenalkan dan menghormati sosok Nabi Muhammad SAW.
“Dalam memperkenalkan sejarah, riwayat kelahiran, serta perjuangan Nabi Muhammad SAW kepada masyarakat, Pangeran Papak menggunakan media seni terebangan. Hal ini dilakukan agar dakwah yang disampaikan dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat,” tuturnya.
Bentuk ritual ini sangat unik. Selain menggunakan berbagai alat musik tradisional Sunda seperti angklung, goong, terebangan, kendang, rebab, juga menggabungkan dua salawatan. Yang pertama adalah barzanji, dan yang kedua salawatan berbahasa Sunda ciptaan Pangeran Papak. Salawatan ciptaan Pangeran Papak ditulis dengan hurup Arab Pegon. Sementara syair Barzanji ditulis dengan hurup arab asli. Kedua-duanya ditulis sendiri oleh Pangeran Papak.
Sementara, penataan makanan tradisional Sunda di tengah arena semakin menambah indahnya panggung pertunjukan. Terlebih pada pertunjukan terakhir (jajap mulud), makanan tradisional Sunda yang disajikan begitu banyak dan meriah. Makanan tradisional Sunda dan hasil alam yang ditata di tengah-tengah pertunjukan merupakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Sementara bagi mereka yang memakannya, menjadi keberkahan tersendiri karena selama pertunjukan dibacakan syair Barzanji dan salawatan Pangeran Papak.
Sebagai penghormatan terhadap masyarakat yang menyaksikan pertunjukan salawatan terebangan, pihak keluarga Pangeran Papak pun memfasilitasi masyarakat untuk ikut menyanyikan salawatan ciptaan Pangeran Papak, namun hanya sebagian saja tidak seutuhnya. Sementara salawatan Pangeran Papak yang seutuhnya hanya boleh dinyanyikan oleh Dalang (pemimpin utama) dalam pertunjukan ritual salawatan terebangan.
Berikut penggalan syair salawatan terbangan ciptaan Pangeran Papak yang boleh dinyanyikan oleh masyarakat yang menyaksikan pertunjukannya:
“Saurna”
(Rajah)
Ala Eka Ya Ala Alaina
Ala Anbiya Ala Alaika
Assalamu Alaika
Alaika Ya Zainal Al Aladi Seleloh
Allohu Allah
Alaika Ya Zainal Al Aladi Seleloh
Allohu Alla
Solaloh Alaihi Wasalam
Rodia Allohu Anhu
La Illaha Illalloh La Illaha Illalloh
La Illaha Illalloh Muhammadarrosululloh
Alloh Muhammadarrosululloh
Allohu Alloh Alloh
Allohu Alloh Alloh
Allohu Alloh Alloh
Allohu Robbuna Alloh
Solatun Ae Al Aladi Amina
Hae Hewa Mursa Mursalina
Hae Hewa Mursa Mursalina
E… E… E… Mursa Mursalina
Ae Sollu Sollu Ala Nabi Muhammad Nabiyil Ummi
Rosiun Alloh Rowiyun
Rosulun Alloh Muhammad
Allohu Allohu Allohu Allohu Allohu Allohu
Ya Holikul Al Basari
La Ilaha Ilalloh La Ilaha Ilalloh La Ilaha Ilallo
Muhammadarrosululloh Alloh Muhammadarrosululloh
Ya Nabi salam Alaika Ya Rosul salam Alaika
Ya Habib Salam Alaika Solawatulloh Alaika
Ula Ula Illaha Illalloh
Ula Ula Illaha Illalloh
Ari Muhamadarrosululloh
Nabi Musa Kala Kalamulloh
Nabi Isa Rohu Rohululloh
Nabi Ibrohim Waliyulloh
Ya Muhammad Rosululloh
Allohu Allohu Allohu Allohu Allohu
Allohu Allohu Allohu Allohu Tabarokallohu
Allohu Allohu Allohu Allohuizla Waizlala
Ya Sayya Giya Rosul
La Ilahi Huudiyadi Siwa Li Siwakowala
Ya Mola Ya Maola Wal Awali Wal Ahadi
Wal Awali Wal Ahadi
Solatun Wataslimun Wa azka Tahi
Tahiyyatin Alal Mustofa Muhtar Bihori
Pari Pariyatin Ala Bihoiri Pariyatin
Allohumma Solli Ala Muhammad Muhammad
Allohumma Solli Ala Sayidina Alloh Muhammad
(Syair di atas aslinya ditulis dengan hurup Arab Pegon. Untuk mempermudah menyanyikan, disalin ulang oleh keturuan Pangeran Papak tanpa ada perubahan)
Pewarta: Rudi Sirojudin Abas
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi