• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Daerah

Ketua FPP Terpilih, KH Aceng Nurjaman: Mari Bawa Pondok Pesantren Lebih Maju dan Mandiri

Ketua FPP Terpilih, KH Aceng Nurjaman: Mari Bawa Pondok Pesantren Lebih Maju dan Mandiri
KH Aceng Nurjaman Wakil Bendahara PCNU Garut (Foto: NU Online Jabar)
KH Aceng Nurjaman Wakil Bendahara PCNU Garut (Foto: NU Online Jabar)

Garut, NU Online Jabar
Forum Pondok Pesantren (FPP) Kabupaten Garut gelar Musyawarah Cabang (Muscab) ke-1 di Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Garut Jl. Pahlawan No. 65, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kamis (24/2).


Pada acara Muscab tersebut terpilihnya KH Aceng Nurjaman sebagai Ketua FPP Kabupaten Garut masa khidmat 2022-2027. Ia memperoleh suara sebanyak 27 suara dari 42 kecamatan yang hadir. Kiai Aceng sendiri merupakan salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Najahan, Bayongbong, juga sekaligus selaku Wakil Bendahara Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Garut.


Kiai Aceng atau Kang Aceng sapaan akrabnya dalam sambutan mengatakan kemenangan yang ia peroleh merupakan sebagai kemenangan bersama, bukan kemenangan pribadinya. Oleh karenanya, ia mengajak berkolaborasi untuk menjadikan pesantren di Garut menjadi pesantren yang maju dan mandiri.


“Ini merupakan kemenagan kita semua, sehingga sejatinya tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Oleh karena itu, saya berharap semua pemangku kepentingan bisa bersama-sama membawa pondok pesantren lebih maju dan mandiri,” katanya.


Sementara itu, Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Kasi PD Pontren) Kemenag Garut Ahmad Buhaiti berharap kepada FPP Garut sebagai mitra strategis Kemenag mampu berkolaborasi dalam menyampaikan program-program yang ada di Kemenag kepada semua pondok pesantren. Terutama memajukan pondok pesantren dalam hal literasi.


“Sudah saatnya pondok pesantren harus melek literasi, khususnya literasi media, dimana para santri dituntut untuk memahami turots (kitab kuning) dalam menambah wawasan keagamaan. Namun hal tersebut menjadi sebuah keniscayaan jika kitab-kitab yang tebal dan berjilid-jilid tersebut harus dibeli karena melihat kemampuan para santri yang terbatas,” ujarnya.


Melihat kondisi tersebut, Kang Ahmad sapaan akrabnya berharap bahwa FPP Garut mampu memberikan terobosan dengan mendigitalisasikan kitab-kitab rujukan untuk dipelajari oleh para santri.

Selain hal tersebut, Kang Ahmad juga menghimbau agar FPP bisa menggerakkan semua pondok pesantren akan agenda-agenda besar Kemenag, “Seperti Hari Santri Nasional (HSN) yang selalu diperingati setiap tanggal 22 Oktober, ditambah dengan kegiatan Liga Santri yang akan diadakan setiap bulan Juni, penyelenggaraan liga santri sendiri merupakan program dari Panglima TNI Jenderal Dudung karena ia merupakan alumnus santri dari Cirebon,” tuturnya.


Lanjutnya, Kang Ahmad mengajak semua pihak, khususnya FPP Garut untuk membesarkan pesantren-pesantren kecil di daerah-daerah terpencil agar mereka bisa hidup dan mandiri dengan dan tanpa bergantung kepada pemerintah. 


“Karena pesantren merupakan lembaga yang dari akar sejarah merupakan lembaga mandiri tanpa campur tangan dan bantuan dari pemerintah. Sehingga perlu kiranya untuk saling membesarkan agar pesantren menjadi rujukan dalam dunia pendidikan bagi masyarakat,” ucap Kang Ahmad.


“Setiap mengadakan kegiatan jangan di pesantren besar, karena mereka sudah besar. Mari kita besarkan pesantren-pesantren kecil di pelosok agar mereka juga ikut besar,” pungkasnya.


Pewarta: Muhammad Salim
Editor: Abdul Manap


Daerah Terbaru