Kelebihan Pesantren adalah Sistem Pendidikan Berbasis Ilmu Hal
Bandung, NU Online Jabar
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Istiqomah Maruyung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, KH Ahmad Fawzi Imron berpendapat di antara makna santri adalah orang yang belajar ilmu agama kepada ahli agama, baik yang tinggal di pesantrian (pesantren) atau yang di luar pesantren.
“Kelebihan yang paling menonjol dalam sistem pesantren adalah pendidikan dan pengajaran berbasis ilmul hal (tindakan) yaitu santri mencontoh langsung kepada sang guru atau kiai,” jelasnya, Rabu, (22/10).
Menurut dia, orang yang disebut kiai pun pada dasarnya santri. Perbedaannya hanya dalam posisi mengajar dan belajar. Dalam kenyataannya semuanya sama adalah santri. Sama-sama terus belajar.
“Artinya, setiap santri tidak harus menjadi kyai. Yang penting bisa memanfaatkan ilmu yang telah didapat bagi sesamanya,” katanya.
Para santri yang ingin mendapatkan ilmu bermanfaat, lanjutnya, setidaknya dilandaskan kepada tiga hal; selalu rajin muthala'ah, tak henti berkhidmah kepada guru, mencari keberkahan dari ulama-ulama terdahulu yang telah tiada.
“Santri harus meyakini bahwa di dalam agama Islam tidak ada dikotomi keilmuan. Sehingga dengan belajar fan ilmu yang lebih banyak, maka kesempatan untuk berperan bisa lebih luas,” katanya.
Santri telah diakui keberadaannya oleh negara, ditunjukkan dengan adanya Hari Santri dan UU pesantren. Ada beberapa harapan dari putra ajengan kharismatik KH Ali Imron ini.
“Tentunya kami para santri sangat berharap khususnya kepada pemerintah daerah untuk secepatnya mengaplikasikan Perda Pesantren, baik di tingkat provinsi, terutama di tingkat kabupaten.
Ia memiliki pesan khusus di Hari Santri 2020 ini. Sesuai dengan tema Santri Sehat, ia mengajak para santri untuk memaksimalkan ikhtiar lahir dan ikhtiar batin untuk menjaga kesehatan.
Pewarta: Nelly Nurul Azizah
Editor: Abdullah Alawi
.