• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Daerah

Rakernas Cipasung

Eneng Siti Mahmudah, Dirigen Padus IAI Cipasung di Pagelaran Rakernas PBNU

Eneng Siti Mahmudah, Dirigen Padus IAI Cipasung di Pagelaran Rakernas PBNU
Neng Siti Mahmudah, Dirigen Padus IAI Cipasung di Pagelaran Rakernas PBNU. (Foto: Ss Yt TVNU).
Neng Siti Mahmudah, Dirigen Padus IAI Cipasung di Pagelaran Rakernas PBNU. (Foto: Ss Yt TVNU).

Tasikmalaya, NU Online Jabar
Pagelaran Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Pengukuhan Lembaga serta Badan Khusus Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang digelar beberapa waktu lalu terlihat meriah. Dari mulai sambutan dari pesantren yang menyambut tamu dengan tarian Japin yang juga diiringi dengan shalawat Nahdliyah, hingga paduan suara saat acara berlangsung.


Paduan suara (Padus) Institut Agama Islam Cipasung meramaikan acara pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di gedung aula IAIC, Kamis (24/03).

 

Dirigen paduan suara IAIC Eneng Siti Mahmudah sangat bersyukur dirinya bisa ikut tampil memeriahkan acara yang digelar oleh PBNU tersebut.


"Suatu kehormatan mendapat kepercayaan untuk tampil di acara Rakernas. Dua Minggu sebelum acara, dapat info bahwa Paduan suara IAIC akan tampil. Spontan saya mengucap Alhamdulillah, terharu bahagia. Momen ini sangat berkesan dan akan saya ingat selalu, karena saya bisa berdiri secara langsung dihadapan seluruh tokoh kiai NU se-Nusantara," ungkapnya saat diwawancara oleh tim NU Online Jabar.


"Semoga kita semua mendapat keberkahan wasilah bertemu para kiai," tandasnya dengan senyum.


Dalam kesempatan yang sama, H Yuyun Hendrayun selaku pembina padus IAIC mengatakan, sangat bangga atas kepercayaan yang telah diberikan menjadi padus pada moment Rakernas PBNU.


"Kami merasa bangga ditunjuk menjadi salah satu pelaku dalam pelaksanaan Rakernas PBNU dieven besar tingkat nasional yang jarang terjadi," ungkapnya saat di wawancara NU online Jabar.


"Sebenarnya kami diberitahu agar melakukan persiapan 2 Minggu sebelum hari H, akan tetapi karena ada kegiatan lain, pelaksanaan latihan secara evektif 1 Minggu sebelum hari H, kecualai lagu Nenek Moyangku Orang Pelaut hanya 2 hari latihan. Kendalanya dalam latihan karena berbarengan dengan kuliah, saya selaku pelatih juga harus masuk kelas mengajar yg tidak mungkin ditinggalkan,"tambahnya.


Pewarta: Sahal Luthfi
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Daerah Terbaru