• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 5 Mei 2024

Daerah

Ceng Dindin: Semakin Rajin Tadarus Qanun Asasi, Semakin Kuat Jihad Kita untuk Nahdlatul Ulama

Ceng Dindin: Semakin Rajin Tadarus Qanun Asasi, Semakin Kuat Jihad Kita untuk Nahdlatul Ulama
Wakil Sekretaris PWNU Jabar, Dindin C. Nurdin. (Foto: NUJO/Agung)
Wakil Sekretaris PWNU Jabar, Dindin C. Nurdin. (Foto: NUJO/Agung)

Bandung, NU Online Jabar 
Qanun Asasi dan Qanun Dakhili adalah 2 hal yang menjadi sandaran atau pegangan dalam sebuah jam’iyyah atau perkumpulan, atau organisasi. Keduanya sama-sama memiliki peran penting. Namun, dari sisi nilai terdapat perbedaan yang sangat kontras antara Qanun Asasi dan Qanun Dakhili. 


Wakil Sekretaris PWNU Jabar, Dindin C. Nurdin mengatakan Qanun Asasi adalah sumber moral, ideologi, pegangan atau pondasi yang harus tetap dijaga karena menjadi tata nilai sebuah jam’iyyah atau organisasi. Sementara, Qanun Dakhili adalah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang seringkali memiliki perbedaan tafsir. 


Lebih lanjut, Kang Dindin mengungkapkan ketika sebuah jam’iyyah atau organisasi tidak lagi memegang Qanun Asasi maka jam’iyyah tersebut tidak lagi memiliki pondasi dan tata nilai. Oleh sebab itu, Qanun Asasi harus benar-benar dijaga karena menjadi penting dalam sebuah jam’iyyah atau organisasi. 


“Ketika kita berbicara Qanun Asasi, maka tidak ada kalimat yang wajib kita ucapkan kecuali sam’an watha’atan. Ini tentu yang menjadi nilai lebih dari Qanun Asasi,” ujar Ceng Dindin dalam acara peringatan Haul Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari dan Pembacaan Muqaddimah Qanun Asasi yang di selenggarakan Lakpesdam bersama DKM PWNU Jabar, Jumat (08/04) malam. 


Ceng Dindin mengatakan Qanun Asasi ini diibaratkan sebagai oase atau mata air yang harus digali terus menerus. “Semakin banyak membaca Qanun Asasi semakin banyak ilham, semakin banyak firasatal mukmin yang akan kita miliki. Semakin rajin kita tadarus Qanun Asasi, semakin kuat nilai-nilai jihadiyah kita untuk jam’iyyah Nahdlatul Ulama,” tuturnya. 


“Kenapa demikian, karena Qanun Asasi adalah bukan saja partikel-partikel subtansial yang ada dalam Al-Qur’an tetapi juga kekuatan yang dimiliki oleh para muasis di saat beliau mendirikan dan menggerakkan Nahdlatul Ulama,” imbuhnya. 


Terakhir, ia menuturkan bahwa agar sebuah jam’iyyah ini bisa utuh dan tidak mengalami keruntuhan, maka benar apa yang disampaikan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari:


"Persatuan, adalah ikatan batin satu dengan yang lainnya."


“Ini yang harus kita simpan baik-baik, bahwa tidak mungkin persatuan itu hanya sebagai bentuk lisan kamuplatif, lisan yang akan bisa menyatukan, ahwal yang akan bisa menyatukan kita, ketika disertai dengan keikhlasan batin kita untuk berpegangan tangan menyatukan Langkah, merapatkan barisan dengan perkuat suasana batin kita satu sama lain. Maka itu adalah kunci hadirnya kebangkitan Gerakan kita,” tandasnya. 


Pewarta: Agung Gumelar


Editor:

Daerah Terbaru