Oleh Iin Rohimin
Semalam penuh aku memeluk gelisah, hingga sang gelap tak mampu memejamkan mataku.
Ketika fajar menyingsing, aku bertanya pada rembulan yang kembali ke peraduannya. Kemana mereka pergi?
Mereka yang diberi label ketenangan
Mereka yang bernama kenyamanan
Dan mereka yang bertajuk ketentraman
Yang datang malah ketakutan
Pemerintah datang membawa perintah
aparat datang membawa larangan
Tim penanganan datang membawa kengerian
Lalu siapa yang akan mengelus-elus punggung wong cilik dengan sentuhan penuh keteduhan
Dengan senandung syahdu kidung ketenangan
Dengan dongeng lirih penuh ketentraman
Penguasa berteriak, ayo tabuh genderang perang melawan korona
Si miskin berteriak, besok kami makan apa?
Penjaga berteriak jaga jarak dan hindari kerumunan
Si miskin berteriak telah lama kami menyendiri dalam kelaparan dan kekurangan
Petugas berteriak, di rumah saja dan jangan kemana-mana
Si miskin berteriak, kami tidak punya rumah terus kami harus sembunyi dimana?
Angin datang berbisik
Tak usah saling teriak...berisik
Tak usah saling bentak...nanti semua terusik
Tak usah saling hentak...nanti semuanya jadi panik
Hadirkan kembali ketenangan
Jemput pulang ketentraman
Temukan kembali kenyamanan
Korona butuh inang
Ia tak ingin menyerang
Apalagi membunuh
Korona melanglang buana
Menari-nari melintasi benua
Menggoda siapa saja yang terlena
Coba dekaplah korona
Dalam selimut hangat bahagia
Dalam buaian ceria
Niscaya ia akan terlena
Tertidur dan tak akan bangun lagi
Dalam peluk imunitas diri
Dalam dekap kewarasan sosial
Dalam rengkuh solidaritas global
Dunia akan kembali tenang
Setenang awan yang melayang
Menyambut terbitnya sang mentari
Ketika kebersamaan dan senyuman menyertai
Indramayu, 04 Desember 2020
Penulis adalah pewarta NU Online Jabar dari Indramayu