Kabupaten Cirebon

MA KHAS Kempek Jalani Visitasi Adiwiyata, Komitmen Nyata Wujudkan Sekolah Ramah Lingkungan

Kamis, 19 Juni 2025 | 08:01 WIB

MA KHAS Kempek Jalani Visitasi Adiwiyata, Komitmen Nyata Wujudkan Sekolah Ramah Lingkungan

Kegiatan visitasi lapangan oleh tim dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Kesehatan, dan Kementerian Agama Kabupaten Cirebon di MA KHAS Kempek Cirebon. (17 Juni 2025). (Foto: NU Online Jabar)

Cirebon, NU Online Jabar
Madrasah Aliyah KHAS Kempek meneguhkan langkahnya menuju predikat Sekolah Adiwiyata dengan menjalani visitasi lapangan dari tim gabungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Kesehatan, dan Kementerian Agama Kabupaten Cirebon. Visitasi yang berlangsung pada Selasa (17/6) ini menjadi bagian dari proses verifikasi dan penilaian Program Adiwiyata tingkat kabupaten.

 

Program Adiwiyata merupakan upaya pemerintah dalam menanamkan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS). Dalam sambutannya, Amanda Elfas dari DLH Cirebon menekankan bahwa penghargaan Adiwiyata diberikan kepada satuan pendidikan yang berhasil menerapkan prinsip GPBLHS secara nyata. Terdapat enam indikator utama dalam penilaian, meliputi kebersihan dan sanitasi, pengelolaan sampah, konservasi air dan energi, penghijauan, serta inovasi lingkungan.

 

Selama lebih dari enam bulan, MA KHAS Kempek telah mengimplementasikan berbagai program berbasis lingkungan. Dalam visitasi ini, tim melakukan verifikasi dokumen serta observasi langsung ke berbagai sudut madrasah. Sejumlah program unggulan turut ditinjau, seperti pengelolaan sampah 3R, pengolahan kompos dan Bank Sampah Sekolah, pemeliharaan maggot untuk limbah organik, konservasi saluran air, taman apotek hidup, kegiatan ecobrick, hingga kantin sehat ramah lingkungan.

 

Kepala Madrasah, KH. Ahmad Zeni Dahlan, menegaskan pentingnya menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini. “Kerusakan lingkungan adalah persoalan global. Kami memulainya dari sekolah sebagai ruang awal membentuk budaya peduli lingkungan,” ujarnya.

 

Urgensi isu lingkungan semakin nyata seiring meningkatnya bencana ekologis, perubahan iklim, hingga pencemaran mikroplastik yang kini ditemukan dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, program Adiwiyata dipandang bukan sekadar prestasi, melainkan tanggung jawab mendesak seluruh institusi pendidikan.

 

Meski sejumlah capaian diapresiasi, tim visitator mencatat perlunya penguatan dalam aspek dokumentasi. Penyusunan laporan yang memenuhi kaidah jurnalistik 5W+1H menjadi perhatian agar seluruh kegiatan terdokumentasi secara sistematis.

 

Dengan kolaborasi kuat antara madrasah dan pemerintah, MA KHAS Kempek optimistis mampu meraih predikat Adiwiyata serta menjadi pionir sekolah berbasis budaya lingkungan yang berkelanjutan.


Terkait