Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Ponpes Al-Ihsan Hadirkan Qori Internasional
Selasa, 17 September 2024 | 12:00 WIB
Bandung, NU Online Jabar
Pondok Pesantren Al-Ihsan menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Jumat (13/9/2024) malam atau bertepatan dengan 9 Rabiul Awal 1446 H. Acara yang berlangsung di halaman Ponpes tersebut menjadi bagian dari program kerja Organisasi Santri Ponpes Al-Ihsan Kabinet At-Taghyir, dengan dukungan penuh dari Kementerian Agama (Kemenag).
Dengan mengusung tema “Meneladani Adab dan Akhlakul Karimah Nabi Muhammad SAW dalam Menuntut Ilmu,” peringatan Maulid ini dihadiri oleh 512 peserta. Mereka terdiri dari santri putra dan putri Ponpes Al-Ihsan, tokoh masyarakat, warga Cibiru Hilir, serta santri dari pesantren-pesantren sekitar, seperti Ma'had Al Jami'ah, Al Hidayah, Al Jawami, dan Al Wafa.
Ketua Pelaksana, Gian maulana Dzikri menyampaikan tujuan diselenggarakannya acara tersebut sebagai upaya meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah Saw.
“Ini merupakan sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah, juga untuk meningkatkan rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW, selain itu dengan adanya acara ini kita bisa bersilaturahmi dengan seluruh santri Al Ihsan dan juga warga Cibiru Hilir,” ucapanya.
Gian juga berharap semoga dengan adanya maulid ini bisa menjadikan tauladan dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari
"Kami berharap mudah-mudahan dengan diadakannya acara maulid nabi bukan hanya sekedar ajang seremonial semata akan tetapi menjadi suri tauladan dan semoga bisa kita implementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, "sambungnya
Pada peringatan Maulid Nabi tahun ini, Pondok Pesantren Al-Ihsan mengundang dua tokoh besar, yaitu Da'i Damai Indonesiaku TVOne, Dr. KH. Tata Sukayat, serta Qori Internasional, KH. Shidiq Mulyana.
Dr. KH. Tata Sukayat merupakan alumni Pondok Pesantren Al-Ihsan angkatan kedua, yang pernah menimba ilmu langsung dari pendiri pesantren, Pangersa Mama. Kehadiran beliau memberikan makna historis sekaligus spiritual yang mendalam bagi para santri yang hadir.
Di sisi lain, KH. Shidiq Mulyana dikenal sebagai qori internasional dengan prestasi yang membanggakan. Beliau pernah meraih juara 1 dalam lomba tilawah tingkat internasional di Brunei pada tahun 2012, dan juara 3 kategori Fahmil Quran di Iran pada 2019.
Dalam tausiyahnya, Dr. KH. Tata Sukayat menyampaikan pesan mendalam mengenai pentingnya meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW, khususnya di tengah kehidupan yang penuh dengan tantangan. “Kanjeng Rasul diutus oleh Allah SWT sebagai teladan terbaik bagi umat manusia di masa yang penuh dengan kebodohan, yang disebut sebagai era Jahiliyah,” ujarnya.
Ia menggambarkan kondisi manusia pada masa itu yang sangat jauh dari tuntunan agama. “Di masa itu, manusia lahir ke dunia tanpa pakaian dan bahkan menganggap tidak pantas menyembah Allah dengan berpakaian. Mereka mendatangi Ka'bah dalam keadaan telanjang dan menyembah berhala-berhala,” katanya.
Lebih lanjut, Dr. KH. Tata Sukayat juga mengulas tentang situasi alam yang ekstrem di Jazirah Arab pada zaman itu, di mana suhu bisa mencapai 52°C, serta sulitnya mendapatkan air dan kehidupan yang layak. “Perang antar suku dan perebutan wilayah subur menjadi hal yang biasa. Bukan hanya tanah dan harta, perempuan juga menjadi tawanan ketika suatu suku kalah dalam perang,” terangnya.
Menurutnya dunia Jahiliyah saat itu sangat maskulin, di mana segala aktivitas, mulai dari bertani hingga berperang, didominasi oleh laki-laki. "Bahkan jika memiliki anak perempuan, mereka lebih memilih menguburnya hidup-hidup daripada membesarkannya," tambahnya.
Namun, lanjutnya kehadiran Nabi Muhammad SAW mengubah kondisi tersebut. “Allah mengutus Rasul-Nya, bukan sekadar filsuf, tetapi kekasih-Nya yang membawa perubahan besar. Ketika Nabi melihat realitas Jahiliyah yang sulit diubah, beliau memilih untuk bertafakkur di Gua Hira hingga Allah SWT menurunkan wahyu pertama-Nya,” jelasnya
Dalam penutup tausiyahnya, Dr. KH. Tata Sukayat menekankan pentingnya kekuatan spiritual dan kesungguhan dalam beribadah, khususnya bagi santri. “Kekuatan spiritual santri ada pada rajinnya shalat malam dan puasa. Minimal, jalankan shalat lima waktu dan makmurkan masjid,” tandasnya.
Pewarta: Asep Nirman