Turut Berduka atas Wafatnya Seorang Pelajar, IPNU-IPPNU Indramayu Ingatkan Sekolah Jadi Ruang Aman
Senin, 18 Agustus 2025 | 15:00 WIB
Indramayu, NU Online Jabar
Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Indramayu menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya seorang pelajar Indramayu pada Sabtu sore, 16 Agustus 2025.
Pelajar tersebut bernama Rizky, warga Desa Tegalmulya, Kecamatan Krangkeng, yang berasal dari salah satu sekolah di Indramayu. Almarhum diduga mengalami depresi setelah dikeluarkan dari sekolah sejak Kamis, 14 Agustus 2025. Jenazah telah dimakamkan, semoga Allah SWT menerima amal baiknya, mengampuni dosanya, serta memberikan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Ketua PC IPNU Indramayu, Zenith Brillian Bhaskara, menyampaikan keprihatinan mendalam. “Saya merasa sangat prihatin atas musibah yang menimpa salah satu sahabat pelajar kita. Kasus ini menjadi alarm keras bagi semua pihak, khususnya lembaga pendidikan, bahwa sekolah bukan sekadar tempat belajar, tetapi juga rumah kedua bagi pelajar,” tegasnya.
Ketua PC IPPNU Indramayu, Khanna Riayatul Maula, juga menekankan pentingnya perhatian terhadap kondisi psikologis dan sosial siswa.
“Bagi kami para pelajar putri, peristiwa ini menjadi refleksi bahwa dukungan moral, perhatian guru, dan kasih sayang orang tua adalah pondasi utama dalam menjaga mental pelajar. Dunia pendidikan seharusnya tidak membuat anak terpinggirkan, tetapi merangkul mereka dengan sabar, bijaksana, dan penuh pengertian,” ungkapnya.
IPNU–IPPNU Indramayu memandang tragedi ini sebagai tamparan keras bagi dunia pendidikan. Organisasi pelajar tersebut menyerukan empat poin penting:
- Sekolah wajib mengutamakan pembinaan, bukan pengusiran. Pemanggilan orang tua, pendampingan konseling, dan pendekatan keagamaan lebih utama daripada mencabut hak pendidikan anak.
- Lingkungan pendidikan harus ramah anak. Guru dan sekolah harus menjadi penuntun, bukan sumber tekanan mental bagi siswa.
- Kolaborasi semua pihak mutlak diperlukan. Orang tua, sekolah, pemerintah, serta organisasi pelajar perlu bersatu menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif dan humanis.
- Kesehatan mental pelajar harus menjadi perhatian serius. Pelajar perlu ruang aman untuk didengar dan dibimbing, bukan sekadar dihakimi.
IPNU–IPPNU Indramayu menegaskan bahwa tragedi ini harus dijadikan pelajaran bersama. Pendidikan tidak boleh mengabaikan sisi kemanusiaan, melainkan harus berpihak pada anak, menjaga hak-haknya, serta menguatkan mental dan masa depan generasi penerus bangsa.
Pewarta: Naufal Sahl