• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 21 Mei 2024

Ubudiyah

Mengenal Kitab Arbain Nawawiyah: 40 Hadits Masyhur Pilihan

Mengenal Kitab Arbain Nawawiyah: 40 Hadits Masyhur Pilihan
Kitab Arbain Nawawiyah (Foto: AM)
Kitab Arbain Nawawiyah (Foto: AM)

Dalam dunia keilmuan Islam, Kitab Arba'in Nawawiyah karya Imam an-Nawawi memiliki posisi istimewa. Kitab ini berisi sekumpulan hadits-hadits, meskipun tanpa menyebutkan sanad secara lengkap, namun disandarkan kepada para penulis kitab primer seperti al-Bukhâri dan lainnya. Kitab ini, meski dinamakan Arba'in (40), sebenarnya memuat 42 hadits yang menjadi pondasi dalam agama Islam.


Dibandingkan dengan kitab Bulughul Maram karya Imam Ibnu Hajar al-'Atsqallâni, Arba'in Nawawiyah lebih tipis namun tidak kalah berharga. Meski hanya mengandung tak sampai 50 hadits, kitab ini menyoroti pilar-pilar dalam Islam, baik itu ushul (pokok) maupun furu’ (cabang). Hadits-hadits dalam Arba'in Nawawiyah mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk jihad, zuhud, nasihat, adab, serta niat-niat yang baik.

 

Melansir NU Online, menurut Amien Nurhakim, Mahasantri Pesantren Luhur Ilmu Hadits Darus-Sunnah, hadits-hadits dalam Arba'in Nawawiyah menjadi landasan atau fondasi dalam agama Islam. Beberapa ulama bahkan berpendapat bahwa sebagian besar ajaran Islam bersandar pada hadits-hadits yang terdapat dalam kitab ini. Kitab ini menawarkan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam dan menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari. (Imam an-Nawawi, al-Arba’în an-Nawawiyah, Beirut: Dar el-Minhaj, cetakan pertama, 2009, h. 44).


Imam Nawawi, dalam mukadimah kitabnya, mengungkapkan motivasinya dalam menyusun Arba'in Nawawiyah. Ia terinspirasi oleh sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah sahabat besar seperti Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud, Mu’adz bin Jabal, Abu Darda, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Abu Hurairah, dan Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu ‘anhum. Hadits ini tersebar dalam berbagai jalur riwayat yang berbeda-beda, menunjukkan kekuatan dan ketinggian hadits-hadits yang terdapat dalam Arba'in Nawawiyah.
 

   أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "من حفظ على أمتي أربعين حديثاً من أمر دينهابعثه الله يوم القيامة في زمرة الفقهاء والعلماء" وفي رواية: "بعثه الله فقيها عالما،" وفي رواية أبي الدرداء: "وكنت له يوم القيامة شافعا وشهيدا". وفي رواية ابن مسعود: قيل له: "ادخل من أي أبوب الجنة شئت" وفي رواية ابن عمر "كُتِب في زمرة العلماء وحشر في زمرة الشهداء"   


Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa pun di antara umatku yang menghafal empat puluh hadits terkait perkara agamanya, maka Allah akan membangkitkannya pada hari kiamat bersama golongan fuqaha dan ulama.” 


Dalam riwayat lain: “Allah akan membangkitkannya sebagai seorang yang faqih dan ‘alim.” Dalam riwayat Abu ad-Dardâ: “Maka aku menjadi penolong dan saksi baginya pada hari kiamat nanti.” 


Dalam riwayat Ibnu Mas’ud: “Dikatakan kepadanya: masuklah kau ke surga melalui pintu mana saja yang kamu kehendaki.” 


Dalam riwayat Ibnu Umar: “Dia dicatat sebagai golongan ulama dan dikumpulkan pada golongan orang-orang yang syahid.”   


Imam Nawawi menyebutkan dalam mukadimah kitab ini bahwa hadits yang beliau jadikan landasan di atas statusnya dha’if (lemah) meski jalur periwayatannya banyak. Kendati demikian hadits dha’if tetap bisa diamalkan dalam keutamaan-keutamaan (fadhâil al-a’mâl) selama itu tidak parah dha’ifnya (Dr. Mahmûd at-Thahhân, Taysîr Mushthalah al-Hadīts, Toko Kitab al-Hidayah, Surabaya, h. 66).   


Sebelum Imam An-Nawawi menulis kitab ini, sebelumnya sudah banyak para ulama yang menyusun kitab serupa, sebagaimana dituturkan oleh beliau sendiri dalam mukadimah kitabnya. Di antara para ulama yang menyusun kitab serupa adalah Abdullah bin Mubarak, Muhammad bin Aslam ath-Thûsi, Hasan bin Sufyan an-Nasâ’i, Abu Bakr Al-Ajiri, Abu Bakar Muhammad bin Ibrahim al-Ashfihani, Dâruquthni, al-Hâkim, Abu Nu’aim, Abu Abdurrahman as-Sulami, Abu Sa’îd Al-Mâlîni, Abu Utsman Ash-Shâbûni, Abdullah bin Muhammad al-Anshâri, al-Baihaqi, dan masih banyak yang lainnya.   


Barangkali kita bertanya-tanya, apa sebenarnya motivasi atau maksud Imam an-Nawawi memilih jumlah 40? Ibnu Daqîq menjelaskan dalam kitabnya, Syarh al-Arba’în an-Nawawiyah, “Hikmah pengkhususan bilangan 40 adalah, karena bilangan 40 merupakan bilang pertama (dalam hadits) yang mempunyai ¼ (seperempat) dari 10 (sepuluh), sebagaimana disebutkan dalam hadits zakat yang harus dizakatkan adalah ¼ (seperempat) dari10, yaitu 2,5%. Demikian juga mengamalkan ¼ seperempat dari 40 hadits akan menjadi perwakilan pengamalan hadits lainnya.” Bisyr al-Hâfi rahimahullah pernah berkata: “Wahai ahlul hadits, amalkanlah setiap satu dari 40 hadits yang ada” (Ibn Daqîq, Syarh al-Arba’în an-Nawawiyah, Muassasah ar-Rayyân, cetakan ke-6, 2003, h. 17)   


Dalam proses penghimpunannya Imam an-Nawawi berkomitmen untuk menyantumkan hadits-hadits yang shahih saja. Sebagian besar hadits-hadits dalam Arba’în an-Nawawi terdapat dalam kitab Shahîh al-Bukhâri dan Shahîh Muslim. Beliau tidak menampilkan sanad secara lengkap, melainkan hanya menyebut Sahabat saja. Hal tersebut dilakukan supaya mudah dihafal dan lebih banyak digunakan di tengah-tengah umat.   


Kitab ini dimulai dengan mukadimah (pengantar) dari Imam an-Nawawi, selanjutnya adalah hadits-hadits dari awal hingga akhir. Beliau tidak menyebut judul khusus pada hadits-hadits dalam kitab ini, hanya saja disebut hadits pertama, hadits kedua hingga seterusnya. Bagi para pembaca yang langsung merujuk ke kitab aslinya maka akan mendapati demikian, sehingga untuk mengetahui isi pembahasan suatu hadits ia harus membacanya terlebih dahulu. Beda halnya jika membaca kitab yang sudah ditahqiq atau syarah kitab ini yang tiap haditsnya sudah diberi tema oleh penerbit.  

Banyak para ulama yang mensyarah kitab Arba’în Nawawi, di antaranya adalah Syarh al-Arba’în an-Nawawiyah karya Syekh Ibn Daqîd al-‘Aid, al-Wâfi fî Syarh al-Arba’în an-Nawawiyah karya Dr Mustafa Dieb al-Bughâ dan Dr Muhyiddin Mistu, al-Anwâr al-Muhammadiyah Syarh al-Arba’în an-Nawawiyah karya Syekh Hisyam al-Kamil, dan masih banyak lagi.   


Kitab Arba’în Nawawi sangat cocok dipelajari bagi semua kalangan, terkhusus bagi yang belum mendalami ilmu hadits dirâyah sehingga tidak perlu repot menelusuri kualitas hadits-haditsnya. Sebab kebanyakan hadits di dalam Arba’în Nawawi dinukil dari Shahîh al-Bukhâri dan Muslim, serta sanad yang tidak disertakan secara lengkap akan memudahkan orang-orang yang hendak menghafalnya.


Ubudiyah Terbaru