• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Nasional

Lembaga Falakiyah PBNU Prediksi Gerhana Terjadi Tiga Kali di Tahun 2024, Ini Penjelasanya

Lembaga Falakiyah PBNU Prediksi Gerhana Terjadi Tiga Kali di Tahun 2024, Ini Penjelasanya
Penampakan Gerhana (Ilustrasi: Freepik)
Penampakan Gerhana (Ilustrasi: Freepik)

Bandung, NU Online Jabar
Pergantian tahun dari 2023 ke tahun 2024 tinggal menghitung hari. Menjelang tahun 2024, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) memprediksi bahwa akan terjadi tiga kali gerhana, terdiri dari dua gerhana matahari dan satu gerhana bulan.


Namun, sayangnya, menurut Wakil Sekretaris LF PBNU, Muh Ma’rufin Sudibyo, dari ketiga gerhana tersebut tidak ada yang dapat diamati dari Indonesia. Dalam publikasi resmi untuk tahun 2024, LF PBNU menyatakan bahwa tidak ada gerhana bulan maupun matahari yang dapat terlihat dari Indonesia sepanjang tahun 2024.


“Jadi tidak ada dasar bagi penyelenggaraan shalat gerhana di Indonesia pada tahun 2024 mendatang,” ungkap Muh Ma’rufin Sudibyo, seperti dikutip NU Online pada Jumat (29/12/2023).


Ma’rufin kemudian memberikan rincian waktu terjadinya masing-masing gerhana. Pertama, Gerhana Matahari Total Malam pada Selasa Legi 29 Ramadhan 1445 H (8-9 April 2024 M), yang hanya dapat terlihat di benua Amerika bagian utara. 


Kedua, Gerhana Matahari Cincin Malam pada Kamis Pon 29 Rabi’ul Awal 1446 H (2-3 Oktober 2024 M), yang juga tidak terlihat di Indonesia, hanya di benua Amerika bagian selatan.


“Terakhir adalah Gerhana Bulan Sebagian Rabu Pon 16 Rabi’ul Awal 1446 H (18 September 2024 M), yang juga tidak terlihat di Indonesia karena hanya terlihat dari benua Amerika, Afrika, dan Eropa serta bagian Asia barat,” tambah Ma’rufin.


Dalam menjelaskan tata aturan pembentukan data gerhana di LFNU, Ma’rufin menyebutkan bahwa hanya gerhana yang berpotensi dapat dilihat yang disajikan sebagai data mentah. Ini melibatkan Gerhana Matahari Total, Gerhana Matahari Sebagian, Gerhana Bulan Total, dan Gerhana Bulan Sebagian, yang merujuk pada landasan shalat gerhana, yaitu terlihatnya gerhana.


“Maka gerhana bulan penumbra (samar) tidak masuk ke dalam daftar karena tidak bisa dilihat secara kasat mata,” tutupnya.
 


Nasional Terbaru