• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 6 Mei 2024

Nasional

GP Ansor Jabar Sayangkan Pernyataan Ketua DPRD Kuningan soal Wabah dan Limbah Pesantren

GP Ansor Jabar Sayangkan Pernyataan Ketua DPRD Kuningan soal Wabah dan Limbah Pesantren
Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat Deni Ahmad Haedari (Foto: NU Online Jabar)
Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat Deni Ahmad Haedari (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar 
Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat Deni Ahmad Haedari menyayangkan pernyataan Ketua DPRD Kabupaten Kuningan Jawa Barat Nuzul Rachdy yang menyatakan agar Pesantren Husnul Khotimah, jangan sampai menjadi limbah, limbah wabah dan limbah segalanya.

Baca: Ini Pernyataan Ketua DPRD Kuningan terkait Pesantren Husnul Khotimah Jangan Jadi Limbah Wabah

“Menurut hemat saya, seorang tokoh publik itu tak patut berkata seperti kepada sebuah lembaga pendidikan, apalagi ini pendidikan agama,” katanya kepada NU Online Jabar, Senin (5/10). 

Menurut Deni, jika dicermati, pernyataan Ketua DPRD tersebut terkesan menyalahkan, bahkan meminta agar pemerintah menutup dan memulangkannya. Padahal dalam ilmu kesehatan, justru kalau itu dilakukan akan terjadi penularan ke keluarga santri. 

Sebagai tokoh publik, lanjut aktivis kelahiran Purwakarta ini, seorang Ketua DPRD harus menenangkan publik dan membantu pesantren, bukan malah menyalahkan. 

“Kalau mau bicara, ya diksinya dirapikan,” harapnya. 

Kalau persoalannya limbah, lanjut Deni, sebagai wakill rakyat, seharusnya dia membantu pesantren agar pesantren dan warga sekitar mampu menanganinya sesuai dengan ilmu lingkungan.  

Sebagaimana diketahui, Ketua DPRD Kabupaten Kuningan Jawa Barat Nuzul Rachdy mengatakan bahwa kasus Covid-19 di Pesantren Husnul Khotimah adalah luar biasa. Oleh karena itu, ia meminta kepada pemerintah daerah untuk melakukan penanganan yang luar biasa. 

“Jadi bukan hanya sekadar isolasi yang singkat, 2 minggu, tapi kalau menurut saya karena ini komunitas besar, hampir 3 ribu atau empat ribu santri di sana, bisa bisa jadi ini akan terus sepert bola salju," ujar Nuzul.

Namun, yang membuat ia mendapatkan kritik adalah ketika ia menyebutkan bahwa pesantren tersebut jangan menjadi limbah, limbah wabah, dan limbah segalanya. 

“Nah, justru itu, jangan sampai Husnul ini hanya limbah, limbah wabah, dan limbah segalanya, itu. Itu, jadi saya minta pemerintah daerah tegas segera menutup dan memulangkan santri ini, jangan sampai masyarakat jadi korban," pintanya pada sebuah video yang diakses dari channel YouTube Kuningan Ayeuna.

Di video tersebut terdapat komentar yang menyayangkan pernyataannya tersebut. Misalnya disampaikan oleh akun Dic** Cus***.

“Bapa lucu sekali berbicara sekelas Ketua DPRD dengan kata2 LIMBAH, bapa Jangan Lupa Ikut Sekolah lagih, Supaya Bapak Yt Paham Berbicara Yg Baik & Benar Itu Seperti apa, Satu lagih pa, bapa berbicara Protokol kesehatan? Bapa sehat di samping bapa itu jaraknya berapa Meter? Bapa Sehat ga Pake Masker? Tolong lah Bapa Jika Mau Berkritik itu harus Cari Solusi bukan Hmaya Berbicara Limbah."

Selain itu, bahkan ada media daring yang memberitakan pernyataannya itu tanpa menyebut nama pesantren di judul sehingga terkesan seolah-olah pernyataannya itu menyangkut seluruh pesantren. 

Pewarta: Abdullah Alawi 
 


Nasional Terbaru