• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Nasional

Cegah Tingginya Perceraian di Jabar, Pemerintah Diharapkan Perketat Bimbingan Perkawinan Pranikah

Cegah Tingginya Perceraian di Jabar, Pemerintah Diharapkan Perketat Bimbingan Perkawinan Pranikah
Ilustrasi suami-istri (patheos.com)
Ilustrasi suami-istri (patheos.com)

Bandung, NU Online Jabar 
Pimpinan Wilayah Muslimat NU berharap pemerintah memperketat agar pasangan yang akan menikah agar mengikuti bimbingan perkawinan di samping mengajak masyarakat ikut serta dalam menekan angka perceraian yang terjadi di Jawa Barat. 

Sekretaris PW Muslimat NU Jabar Ustadzah Hj. Muharomah sangat menyayangkan tingginya angka perceraian yang terjadi di Jawa Barat. Menurutnya, harus ada upaya yang maksimal melalui bimbingan pranikah bagi pasangan yang siap untuk menikah dan telah memenuhi syarat usia menurut UU yang berlaku. 

“Bagaimana setiap pasangan menyelesaikan persoalan dalam pernikahan termasuk masalah ekonomi. Karena itu, program bimbingan perkawinan yang digulirkan Kementerian Agama melalui KUA (Kantor urusan Agama) diharapkan bisa lebih luas jangkauannya dan lebih merata sampai ke pelosok daerah, dan secara otomatis anggaran untuk bimbingan perkawinan bisa diperbesar,” katanya Kamis (10/9).

Bimbingan perkawinan pranikah kata, Ustadzah Nani, penting bagi setiap pasangan agar bisa bekerja sama, berkompromi, menerima satu sama lain dan dapat menjalani komitmen dalam pernikahannya. 

“Sebenarnya di KUA hal ini sudah digulirkan dan sudah berjalan, hanya jangkauannya belum merata dan belum maksimal. Masih ada pasangan yang tidak mengikuti pendidikan pranikah ternyata masih bisa melangasungkan pernikahan,” tegasnya. 

NU Online Jabar kemudian menelusuri beberapa pasangan muda yang baru menikah. Ternyata memang masih ada pasangan yang tidak mengikuti proses bimbingan perkawinan, tapi bisa melaksanakan proses pernikahan.  

Hal itu misalnya terjadi pada AN (nama samaran), seorang warga Mundu, Kabupaten Cirebon. Menurut dia, karena saat ini terjadi wabah Covid-19, sehingga ia tak melaksanakan bimbingan perkawinan.   

“Pas aku daftar kan lagi musim-musimnya Corona, jadi nggak ikut (bimbingan perkawinan, red.),” katanya, saat di hubungi NU Online Jabar melalui nomor kontak pribadinya.

Pewarta: Agung Gumelar
Editor: Abdullah Alawi

 


Nasional Terbaru