Agung Gumelar
Penulis
Sebagai umat Nabi Muhammad Saw yang berharap diakui sebagai umatnya. Kita senantiasa dianjurkan untuk memanjatkan shalawat dan salam kepada baginda Nabi Saw dengan harapan kelak di hari kiamat akan mendapatkan syafaatnya.
Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an Surat al-Ahzab ayat 56:
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna 'alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ 'alaihi wa sallimụ taslīmā
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Shalawat dari Allah berarti sebagai rahmat. Adapun apabila shalawat tersebut datang dari malaikat atau manusia maka shalawat yang dimaksud adalah doa.
Setiap bacaan shalawat tentu mempunyai keistimewaanya masing-masing. Apalagi, jika kita mendawamkannya untuk membaca shalawat tersebut. Di antara sekian banyak shalawat yang memiliki kistimewaan dan manfaat adalah shalawat Nuril Anwar.
Berikut redaksi shalawat Nuril Anwar:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نُوْرِ اْلاَنْوَارِ وَسِرِّ اْلاَسْرَارِ وَتِرْيَاقِ اْلاَغْيَارِ وَمِفتَاحِ بَابِ الْيَسَارِ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدِ نِالْمُخْتَارِ وَالِهِ اْلاَطْهَرِ وَاَصْحَابِهِ اْلاَخْيَارِ عَدَدَ نِعَمِ اللّهِ وَاِفضَالِهِ
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada cahaya dari segala cahaya, belakang layer dari segenap rahasia, penawar sedih dan kebingungan, pembuka pintu kemudahan, yakni junjungan kami, Nabi Muhammad Saw yang terpilih, keluarganya yang suci, dan para sahabatnya yang mulia sebanyak hitungan nikmat Yang Mahaskuasa dan karunia-Nya.”
Habib Luthfi bin Yahya dalam buku Cahaya dari Nusantara Maulana Habib Luthfi bin Yahya karangan Muhdor Ahmad Assegaf (2020), suatu ketika menjelaskan tentang keistimewaan shalawat Nuril Anwar, berikut penjelasannya:
Shalawat Nuril Anwar adalah bacaan shalawat milik Al-Imam Al-Quthb Asy-Syaikh Ahmad bin ‘Ali bin Yahya Al-Husaeni Al-Badawi r.a. Sementara, Asy-Syaikh Ahmad bin ‘Ali bin Yahya merupakan salah satu dari empat wali yang gurunya langsung Baginda Nabi Saw.
Adapun empat wali yang gurunya langsung Banginda Nabi Muhamma Saw selain Al-Imam A-Quthb Asy-Syaikh Ahmad bin ‘Ali bin Yahya Al-Husaeni Al-Badawi r.a. (1199-1276) adalah Al-Imam Al-Quthb Asy-Syaikh Muhammad At-Tijani (1737-1815), Al-Imam Al-Quthb Asy-Syaikh Burhanuddin Ibrahim bin ‘Ali bin ‘Umar Al-Anshari Al-Matbuli (1393-1473), dan Al-Imam Al-Quthb Asy-Syaikh Syamsuddin Muhammad Al-Hanafi Al-Bakri Asy-Syadzili (1373-1443).
Termasuk salah satu keistimewaan dari shalawat Nuril Anwar milik Al-Imam Al-Quthb Asy-Syaikh Ahmad bin ‘Ali bin Yahya Al-Husaeni Al-Badawi r.a. (1199-1276), tidaklah seseorang membacanya dalam keadaan memiliki wudhu, begitu pula dengan shalawat-shalawat beliau yang lain. Wallahu a'lam
Terpopuler
1
Inilah Rincian Zakat Fitrah Tahun 2025 di Kota dan Kabupaten se-Jawa Barat
2
RMINU Jabar Gelar Safari Ramadhan Volume 4 Bersama LDNU dan LPBHNU
3
Operasi Pasar Murah PCNU Kabupaten Cirebon: Upaya Kendalikan Harga Bahan Pokok Jelang Idulfitri
4
MAPK Al-Hikmah Gelar Festival Pelajar Se-Kota Tasikmalaya, Cetak Generasi Kreatif dan Kompeten
5
Muslimat NU Sukasari Bagikan 500 Takjil Gratis untuk Masyarakat
6
Kemenag Rilis e-Book Bimbingan Manasik Haji dan Umrah, Unduh di Sini
Terkini
Lihat Semua