LKD Perdana Fatayat NU Maleber Upayakan Bentuk Kader Militan
Kuningan, NU Online Jabar
Pengurus Anak Cabang (PAC) Fatayat Nahdlatul Ulama Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan menggelar acara Latihan Kepemimpinan Dasar (LKD) perdana, di Pondok Pesantren Nurul Falah Assubuki, Desa Parakan, Ahad (12/12).
Dalam rangka menciptakan kader-kader Fatayat NU yang militan terhadap organisasi, LKD ini mengusung tema "Mengembangkan Keterampilan, Wawasan Serta Meningkatkan SDM yang Berkualitas Melalui Kader Fatayat NU yang Militan." Acara ini diikuti sebanyak 40 orang peserta dengan usia variatif 25-35 tahun.
Ketua Pengurus Cabang (PC) Fayatat NU Kabupaten Kuningan, Hj Titin Suhartini menjelaskan tujuan dilaksanakannya LKD kali ini salah satunya sebagai upaya membumikan nilai-nilai ke-NUan sekaligus memperkenalkan Fatayat sebagai organisasi Nahdlatul Ulama di Maleber.
"Karena PAC ini baru terbentuk, maka dipandang perlu untuk pengurus dan anggota mengenal apa itu NU dan Fatayat. Karena mereka taunya NU itu shalat membaca Qunut, dan Fatayat belum terlalu dikenal," jelasnya.
Hj Titin berharap dengan diadakan LKD diharapkan kepengurusan PAC Fatayat Maleber bisa menjadi organisasi yang membumi.
"Saya harap PAC Fatayat Maleber ini bisa menjadi organisasi yang membumi, bersinergitas dengan pemerintah desa dan pondok pesantren yang ada di sekitar Kecamatan Maleber," harapnya.
Ketua PAC Fatayat NU Kecamatan Maleber Hj Siti Aisyah mengatakan bahwa LKD ini merupakan LKD yang pertamakali di adakan di Kecamatan Maleber, untuk memajukan ibu-ibu agar memiliki wawasan ke NU-an.
"LKD ini yang pertama untuk Kecamatan Maleber, kegiatan ini dilaksanakan untuk memajukan ibu-ibu agar memiliki wawasan ke-NUan dan tentunya lebih maju," ungkapnya.
Adapun materi yang disampaikan dalam LKD ini terdiri dari materi wajib yaitu ke NU-an, Aswaja, Kefatayatan dan citra diri Fatayat serta materi analisis gender yang bersifat pilihan.
Salah satu pemateri, Okky Ayu Setyowati menerangkan Materi Analisis gender. Dalam pemaparannya menjelaskan tentang peran sosial perempuan di masyarakat.
"Peran sosial perempuan selama ini terjebak pada situasi yg bias gender, dimana masyarakat menganggap bahwa peran publik mutlak milik laki-laki dan peran domestik milik perempuan hal demikian tentu harus diluruskan, karena baik laki-laki atau perempuan tentu harus memberikan manfaat dan maslahat seluas luasnya," paparnya.
"Selain itu membangun spirit kader Fatayat dalam bergerak secara pribadi dan organisasi untuk mewujudkan kehidupan yang adil dan setara," tambahnya.
Pewarta: Sri Melynda
Editor: Abdul Manap