• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Daerah

Dakwah dan Moderasi Beragama Jadi Fokus Bahasan Pelatihan Dai Muda STAI Al-Aulia

Dakwah dan Moderasi Beragama Jadi Fokus Bahasan Pelatihan Dai Muda STAI Al-Aulia
STAI Al-Aulia Gelar Pelatihan Dai Muda bekerjasama dengan Dirjen Pendis Kemenag RI, Sabtu (30/10).
STAI Al-Aulia Gelar Pelatihan Dai Muda bekerjasama dengan Dirjen Pendis Kemenag RI, Sabtu (30/10).

Bogor, NU Online Jabar
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Aulia Bogor menggelar pelatihan Dai Muda secara digital dengan tema ‘Stadium General Dakwah dan Moderasi Beragama,’ Sabtu (30/10) lalu. Acara yang digelar selama seminggu 22-30 Oktober 2021 tersebut merupakan Program Pengabdian Masyarakat Inovasi Berbasis Moderasi Beragama Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Litapdimas Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI yang bekerjasama dengan STAI Al-Aulia Bogor.

Wakil Ketua Yayasan Apid Hapipuddin saat membuka acara mengucapkan selamat kepada para peserta pelatihan yang sudah berhasil mengikuti Pelatihan Dai Muda menggunakan media digital.

“Selamat, jadilah lulusan STAI Al-Aulia yang bermanfaat, memiliki soft skill dan pengetahuan yang luas, yang bisa berguna di masyarakat nanti,” tuturnya sambil mengutip sebuah hadist Khoiru an-Nass Anfa’uhum li an-nass.

Shofwan selaku pembicara utama dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam beragama secara moderat.

“Moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam beragama secara moderat, yakni memahami ajaran agama dengan tidak ekstrim. Moderasi disebut juga sebagai rahmatan lil’alamin yaitu islam yang senantiasa tidak menenkankan kekerasan serta tidak bersifat ekstrim dan radikal, ingat bukan rahmatan lil muslimin saja,” katanya.

Lanjutnnya ia menjelaskan bahwa pilar dari moderasi beragama ada tiga, diantaranya Pertama Moderasi pemikiran, Kedua Moderasi perbuatan, dan ketiga adalah Moderasi gerakan. 

“Nilai-nilai tersebut bisa diproduksi dan di distribusikan melalui beragam platform media sosial seperti facebook, instagram, twitter, youtube, tiktok, maupun aplikasi percakapan whatsApp,” lanjutnya.

Ketua STAI Al-Aulia E. Mad Yunus merasa bangga dengan terlaksananya pelatihan DAI Muda ini, harapnya dapat memotivasi seluruh mahasiswa untuk terus melakukan upgrade pengetahuan dan soft skill terutama tentang teknologi digital.
 
“Jangan berhenti untuk belajar dan juga mengikuti kegiatan-kegiatan di luar kampus yang bisa membantu menunjang kemampuan dan pengetahuan yang tidak didapatkan di kampus atau bangku kuliah,” katanya.  

Salah satu mentor pada pelatihan tersebut Saepullah mengatakan pentingnya persatuan sebagai landasan dalam menuju moderasi beragama.

“Pentingnya menggaungkan semangat persatuan sebagai landasan dalam menuju moderasi beragama dengan cara memperkuat ukhuwаh bаѕуаrіуаh, ukhuwаh wathaniyah, dan juga ukhuwаh islamiyah,” ucapnya.

Menurutnya, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar sekitar 272,2 juta jiwa berdasarkan data dukcapil kemendagri tahun 2021. Dengan jumlah etnis 1340 etnik, dan 646 bahasa daerah pada tahun 2017 berdasarkan data BPPB. 

“Dengan keberagaman suku dan Bahasa yang begitu banyak di Indonesia sikap moderat perlu dimiliki oleh setiap warga negara, agar terwujudnya kehidupan masyarakat yang harmonis dan dinamis,” sambung Saepullah.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua tim peneliti Sarwenda juga menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada pihak STAI Al-Aulia Bogor yang sudah sangat supportif membantu dan mendukung kegiatan ini, sehingga pelatihan Dai Muda bisa berjalan dengan lancar hingga akhir sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati. Ia berharap ini adalah awal mula geliat kebangkitan Dai Muda yang melek teknologi meskipun ditengah-tengah keterbatasan dan serba kekurangan. 

“Apresiasi dan bangga kami selaku tim pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan kepada para peserta yang tidak pernah lelah dan mau berusaha menyelesaikan tugas-tugas dan kegiatan secara marathon yang dilakukan selama satu pecan penuh mulai tgl 23-10 oktober 2021,” tuturnya. 

Selain itu, Abdul Qodir juga selaku mentor menjelaskan, bahwa dalam menyikapi kemajemukan Indonesia dengan berbagai ragam suku, bahasa, dan budaya kita perlunya sikap toleransi bukan arogansi. 

“Perlunya mengedepankan sikap toleransi bukan arogansi dalam menghadapi berbagai persoalan yang ada, oleh karenanya bangunan persaudaraan atau ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariah yang ditopang oleh sikap tawassuth, ta’addul, tawazun, dan tasamuh,” jelasnya.

Puncak kegiatan pelatihan ini diakhiri dengan penyerahan sertifikat dan pemberian tropi bagi peserta terbaik dengan kategori best naskah dakwah, yang dimenangkan oleh Hilmi Nihayatussyifa, best content dan video dimenangkan oleh Hilmi Nihayatussyifa juga, dan pemenang favorit Bella Fitriani. 

Pewarta: Abdul Qodir
Editor: Abdul Manap


Daerah Terbaru