• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Daerah

Bedah Kiser Saeda Saeni, Lesbumi PCNU Indramayu Ungkap Sejarah Sasak Sewo Lewat Kidung

Bedah Kiser Saeda Saeni, Lesbumi PCNU Indramayu Ungkap Sejarah Sasak Sewo Lewat Kidung
foto: NU Online Jabar
foto: NU Online Jabar

Indramayu, NU Online Jabar
Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Indramayu menggelar acara Bedah Kiser Saeda Saeni di Tugu Transmigrasi, Sasak Sewo Sukra, Jum'at (12/11).

Ketua Lesbumi PCNU Indrmayu Kanjeng Dayat Pituduh menjelaskan bahwa acara tersebut merupakan acara dalam rangka mengenalkan tradisi dan mensosialisasikan kegiatan-kegiatan Nahdlatul Ulama dalam bingkai seni budaya muslim nusantara.

“Upaya mengenalkan tradisi kepada masyarakat luas dan mensosialkan kegiatan-kegiatan Nahdlatul Ulama dalam bingkai seni budaya Muslim Nusantara. Ngidung boleh, Hajatan Boleh, tapi bagaimana caranya kita masukkan nilai-nilai islami didalam aktifitas tersebut yakni melalui acara tahlilan, marhabanan, istighosahan, doa bersama dan lain sebagainya,” jelasnya. 

Lanjutnya ia menjelaskan bahwa pergerakan kultural NU tidak boleh jauh dari nilai-nilai Aswaja An Nahdliyyah supaya masyarakat tahu dan faham bahwa selama ini mereka sebenarnya telah melakukan amaliyah-amaliyah NU.

“Mulai hari ini Pergerakan-Pergerakan Kultural Nahdlatul Ulama tidak boleh jauh dari misi-misi mengenalkan nilai-nilai Aswaja An Nahdliyyah, supaya masyarakat tahu dan faham bahwa selama ini mereka sebenarnya telah melakukan amaliyah-amaliyah NU sdan sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. serta para Ulama ditanah Jawa,” ucapnya. 

“Nahdlatul Ulama sebagai Benteng Nusantara harus senantiasa masuk kesemua lini masyarakat, mulai dari Seni Budaya, Perekonomian, Sosial Politik, dan lain-lain, tidak hanya melulu stagnan pada wilayah-wilayah praktisi agama saja. Kader NU harus Siap berada dimanapun, ditugaskan apapun, dan jangan pernah menyerah hanya karena gara-gara Biaya,” tegas Kanjeng Dayat Pituduh.

Bendahara Lesbumi PCNU Indramayu Dirun Bratayudha juga menuturkan bahwa kidung adalah nyanyian dalam bahasa jawa, atau tembang.
 
“Secara leksikal kata "kidung" dalam bahasa Jawa mempunyai padanan dengan tembang atau sekar, bermakna 'nyanyian'. Sehingga sangat mudah diterima dan dipahami oleh anak-anak muda khususnya sebagai penerus tambuk Seni Budaya,” tuturnya.

Selain itu Mang Dirun juga menyebutkan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah membenahi serta menyelaraskan Literasi tentang mitos Saeda Saeni yang terjun ke Kali Sewo sebagai Tumbal.

Mang Dirun juga menjelaskan perihal 67 orang yang dimakamkan dalam satu lubang sebagai korban dari buruh transmigrasi, yang sekarang telah dibangunnya tugu trasnmigrasi oleh pemerintah.

“Selain itu acara ini sebagai refleksi dari Hari Pahlawan Nasional ditahun 2021, berharap bahwa 67 Orang yang dimakamkan dalam satu lubang sebagai korban dari Buruh Transmigrasi harus senantiasa dikenang jasa-jasanya. Pemerintah membangun Tugu Transmigrasi sebagai bentuk Apresiasi dari Perjuangan 67 Buruh Transmigrasi tersebut,” ujarnya.

“Jer Basuki Mawa Beya” begitulah tulisan yang ada ditugu tersebut. Pepatah ini mengisyaratkan bahwa setiap cita-cita, idealisme, kesuksesan itu membutuhkan biaya/pengorbanan semangat menggiatkan publikasi membutuhkan pengorbanan biaya, tenaga, dan waktu.

Acara ini juga dihadiri langsung oleh Kang Yahya Ansori selaku Sekretaris PCNU kabupaten Indramayu, ia menyampaikan agar Lesbumi harus tetap bergerak dan konsisten menjunjung tinggi nilai-nilai seni dan budaya lokal Indramayu. Bahkan beliau menegaskan bahwa Lesbumi harus aktif dan inovatif dalam perannya menyebarkan Akidah Ahlussunnah wal Jama’ah An Nahdliyyah.

”Saya sangat berharap bahwa Lesbumi mampu menciptakan suasana baru ditengah-tengah Nahdlatul Ulama sehingga mampu menggerakkannya melalui jalur seni dan budaya. Karena NU sangat berpegang teguh kepada Islam kultural nusantara, bukan Arab syndrome. Salah satunya adalah Lesbumi sebagai motorik penyebaran Aswaja An Nahdliyyah di Bumi Wiralodra ini.” Tutur Kang Yahya.

Koordinator Acara Jimmy bersyukur atas antusiasme masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam mensukseskan acara bedah kiser ungkap sejarah ini.

“Kami bersyukur karena masyarakat ternyata banyak yang ikut berpartisipasi dalam suksesnya kegiatan ini,” katanya. 

Selain itu Jimmy juga menuturkan bahwa suksesnya kegiatan ini tidak lepas dari peranan Tokoh adat sekecamatan Sukra, serta stakeholder lainnya seperti Pemdes Sukra, Foorkopincam, PLTU, dll.

“Kegiatan tersebut di dukung oleh seluruh elemen masyarakat mulai dari Foorkopincam, Tokoh-Tokoh Adat, dan Ormas, OKP, Komunitas-Komunitas yang lain terutama diusia Remaja dan Pemuda diwilayah Kecamatan Sukra,” tuturnya.

Hadir di acara tersebut Maestro Kidung Dermayu Ki Dalang Karno serta Juniornya Ki Karsa Winata sebagai Pengidung Utama. Kegiatan ini Diawali dengan Do’a dan Tahlil Bersama sebagai wujud Gerakan Aswaja An Nahdliyyah. Kemudian dilanjut dengan penampilan-penampilan Atraksi Pencak Silat dari Pagar Nusa Kecamatan Sukra. 

Pewarta: Syaerurrozie
Editor: Abdul Manap


Daerah Terbaru