PBNU dan Kemenbud RI Gagas Festival Film Santri, Rencananya Digelar Jelang Hari Santri
Selasa, 22 Juli 2025 | 12:00 WIB

Maestro Kaligrafi Syekh Belaid Hamidi, Dirjen OIC IRCICA Prof Mahmud Erol Kilic, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Wasekjen PBNU H Ahmad Ginanjar Sya'ban di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Senin (21/7/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)
Bandung, NU Online Jabar
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenbud RI) tengah menggagas penyelenggaraan Festival Film Santri. Rencana tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat ditemui di Lobi Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, pada Senin (21/7/2025).
Fadli mengungkapkan, format acara masih dalam tahap perumusan. Ia memberi isyarat bahwa festival ini akan digelar menjelang peringatan Hari Santri pada 22 Oktober 2025.
“NU ini adalah organisasi yang terbesar, yang juga salah satu yang tertua di Indonesia. Kita ingin kerja sama di beberapa bidang terutama tadi dalam Islamic art (seni Islam), juga mungkin kita sedang menggagas atau merumuskan Santri Film Festival karena di mana-mana sekarang banyak film,” ungkapnya seperti dikutip dari laman NU Online, Selasa (22/7/2025).
Fadli menilai film sebagai platform seni yang kompleks dan kaya unsur budaya, mulai dari seni peran, tari, musik, teater, sastra, hingga kuliner dan fesyen.
“Film ini adalah salah satu platform yang penting karena di situ ada seni akting, ada tarinya, ada musiknya, ada teaternya, ada sastranya, ada bahasanya, ada kuliner, ada fashion,” imbuhnya.
Ia menyebut bahwa pondok pesantren merupakan tempat lahirnya banyak kreativitas. Dengan jumlah lebih dari 40 ribu pesantren di Indonesia, Fadli berharap festival ini bisa menjadi ruang ekspresi bagi santri dalam dunia perfilman.
“Kita ingin membuat satu platform supaya lebih banyak lagi kreativitas yang lahir dari pondok-pondok pesantren. Ini kan menurut saya, kemajuan kebudayaan bukan hanya tugas satu, dua pihak, tetapi semua pihak termasuk pesantren. Mudah-mudahan nanti akan lahir karya-karya menarik, karena pasti banyak cerita dari santri, atau dari cerita-cerita lainnya,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Fadli juga menghadiri Penganugerahan dan Apresiasi Pemenang dari Indonesia dalam Kompetisi Kaligrafi Internasional Ke-13. Ia mengaku terkejut dengan capaian 10 pemenang dari Indonesia, mengingat sebelumnya hanya ada tiga pemenang.
“Saya ingat bertemu Prof Kilic di Istanbul. Dia menyebut tiga pemenang Indonesia. Sekarang 10. Ada loncatan besar. Ini sesuatu yang surprise,” katanya.