Mengasah Kepemimpinan Kader, Fatayat NU Jabar Lanjutkan Program Strategis Pusat
Selasa, 17 September 2024 | 16:03 WIB

Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat menggelar kegiatan Latihan Kader Lanjutan (LKL) sebagai salah satu bagian dari implementasi agenda kaderisasi yang diusung oleh Pimpinan Pusat. (Foto: NU Online Jabar)
Bandung, NU Online Jabar
Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat menggelar kegiatan Latihan Kader Lanjutan (LKL) sebagai salah satu bagian dari implementasi agenda kaderisasi yang diusung oleh Pimpinan Pusat. Acara ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas kader perempuan dalam memimpin dan mengembangkan organisasi, khususnya di tingkat daerah.
Latihan Kader Lanjutan ini dihadiri oleh 33 kader Fatayat NU dari berbagai cabang di Jawa Barat. Kegiatan yang digelar di Gedung Dakwah PWNU Jawa Barat tersebut berlangsung selama tiga hari pada tanggal 13-15 September 2024 tersebut diisi dengan serangkaian pelatihan yang mencakup keterampilan manajemen organisasi, komunikasi efektif, serta strategi pengembangan program berbasis masyarakat.
Ketua Fatayat NU Jawa Barat, Hirni Kifa Hazefa, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program kaderisasi yang berkelanjutan dan strategis. "Latihan KaderLanjutan ini penting untuk membekali kader kami dengan kemampuan memimpin yang lebih matang dan komprehensif, agar mampu membawa Fatayat NU semakin maju di masa depan," ujarnya saat membuka acara.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Latihan Kader Lanjutan ini juga menjadi salah satu langkah konkret Fatayat NU dalam menjawab tantangan zaman. Melalui pelatihan ini, diharapkan kader-kader Fatayat NU dapat lebih percaya diri dan siap mengambil peran penting di berbagai lini, baik di dalam organisasi maupun di tengah masyarakat.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Pengkaderan Pimpinan Pusat Fatayat NU, Dewi Winarti menambahkan bahwa program kaderisasi menjadi prioritas utama bagi Fatayat NU dalam rangka memastikan keberlanjutan organisasi, upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) terus digalakkan, khususnya di wilayah Jawa Barat.
"Kaderisasi menjadi program prioritas di kita, karena kaderisasi adalah proses yang memastikan keberlanjutan organisasi. Kita harus memastikan SDM di wilayah ini tumbuh dengan baik," jelas Dewi Winarti.
Ia juga menekankan bahwa selama ini proses kaderisasi lebih terpusat di Pulau Jawa, sementara di luar Jawa belum merata. Oleh karena itu, Fatayat NU menjadikan pemerataan kaderisasi sebagai agenda prioritas agar pengembangan SDM dapat berlangsung merata di seluruh Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Dewi mengungkapkan bahwa Fatayat NU Jawa Barat berkomitmen untuk merealisasikan program ini. "Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong Jawa Barat bergerak lebih cepat dalam pengembangan SDM," tambahnya.
Dewi juga menjelaskan bahwa Pimpinan Pusat Fatayat NU telah menyusun buku panduan kaderisasi yang dijadikan acuan dalam proses pelatihan. Kaderisasi formal dalam Fatayat NU terdiri dari tiga tahapan, yaitu Latihan Kader Dasar (LKD) dan Latihan Kader Lanjutan (LKL), dan Latihan Kader Nasional (LKN).
Selama proses LKL, peserta tidak hanya mengikuti pelatihan biasa, tetapi juga diwajibkan membuat esai yang menggambarkan pengalaman mereka dalam berorganisasi. "Dari esai tersebut, kami akan melihat bagaimana pengalaman mereka dalam pendampingan, pemberdayaan, atau sebagai pengurus struktural. Hal ini menjadi bagian dari proses seleksi untuk memastikan kesiapan mereka," ujar Dewi.
Setelah esai, peserta juga akan menjalani sesi wawancara untuk memastikan bahwa mereka mampu mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan utuh. Salah satu indikator kelulusan adalah keikutsertaan dalam menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL).
“RTL ini berupa proyek proposal yang bertujuan mengembangkan Fatayat di tingkat lokal, dengan memperhatikan kearifan lokal dan tantangan masing-masing wilayah dalam satu tahun ke depan,” paparnya.
Dewi menyampaikan pesan optimisme bagi kader-kader Jawa Barat. "SDM di Jawa Barat luar biasa, mereka sudah terkoneksi dengan pesantren dan jaringan kemitraan. Namun, semua ini perlu dioptimalisasikan agar menjadi gerakan bersama yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Jangan lelah bergerak, jangan lelah beradaptasi dengan tantangan, karena itu yang akan menjadikan kita lebih bermanfaat bagi orang lain," pungkasnya.