Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Indramayu

Kanwil Kemenag Jabar Imbau Pembimbing Haji Siapkan Stamina Prima untuk Hadapi Medan Jalan Kaki dengan Jarak Jauh

Kepala Kanwil Kemenag Jawa Barat H Ajam Mustajam saat memberikan sambutan dan membuka acara Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional di Asrama Haji Indramayu, 17 Februari 2024. (Foto: NU Online)

Indramayu, NU Online Jabar
Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Jawa Barat mendorong pembimbing haji untuk mempersiapkan stamina prima dalam menghadapi medan jalan kaki yang cukup jauh selama ibadah haji. 


Hal tersebut disampaikan sebagai tanggapan terhadap kondisi jamaah haji Indonesia yang pada tahun 2022 diharuskan berjalan kaki dalam jarak yang cukup signifikan.


Baca Juga:
Dai Daiyah NU Ikuti Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Umrah Profesional


Sebagaimana dilaporkan oleh NU Online, jamaah haji pada tahun tersebut harus menempuh jarak 4,5 kilometer dari Mina (tenda penginapan) hingga lokasi melempar jumrah (jamarat). Apabila perjalanan pulang-pergi dihitung, maka jamaah harus berjalan kaki sejauh 9 kilometer. Jika jamaah memilih nafar awal dengan tiga hari berangkat, maka diperlukan jarak tempuh total mencapai 27 kilometer.


Tidak hanya itu, pada saat melakukan sa’i, jamaah juga harus berjalan dari Shafa ke Marwah dengan jarak sepanjang 400 meter, yang jika dikalikan tujuh akan menghasilkan jarak total 2,8 kilometer. Belum lagi medan thawaf yang berada dalam jangkauan jamaah yang dipengaruhi oleh kepadatan pengunjung yang berpengaruh pada jarak yang harus ditempuh.


Baca Juga:
Kemenag Perpanjang Pelunasan Biaya Haji Tahap I Hingga 23 Februari


Dalam mengantisipasi tantangan medan yang demikian, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Barat, H. Ajam Mustajam, mengimbau para pembimbing haji untuk memiliki stamina prima. 


Hal tersebut disampaikannya saat membuka acara Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional yang diselenggarakan atas kerja sama antara Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) dengan Ditjen PHU Kemenag Provinsi Jawa Barat dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon di Asrama Haji Indramayu pada tanggal 17 hingga 24 Februari 2024.


"Dari thawaf itu berapa kilo, sa’i berapa kilo, dari Mina ke Jamarat itu total berapa kilo, mestinya ini peserta dilatih setiap hari, latihan jalan sepanjang itu,” ujar Ajam pada hari pertama kegiatan, Jumat (17/2/2024). 


Dengan demikian, pembimbing haji diharapkan dapat memberikan pembekalan kepada jamaah agar mampu menghadapi medan yang cukup menantang selama pelaksanaan ibadah haji.


Pada kesempatan yang sama, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon Prof H Aan Jaelani mengingatkan bahwa definisi istitha’ah (mampu menjalankan ibadah haji) yang banyak difahami oleh masyarakat luas adalah kemampuan secara finansial saja. Masyarakat tidak terlalu banyak yang memperhatikan bahwa istitha’ah juga meliputi kesehatan secara fisik.  


“Dahulu kita memaknai konteks manis tatha’a itu biaya, namun sekarang istatha’a (juga) bermakna kesehatan, meskipun di berbagai tafsir sudah dibahas bahwa manis tatha’a itu bil mal juga bil badan,” tandasnya.  


Sekretaris Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Nurul Badrut Tamam mengungkapkan bahwa kegiatan sertifikasi yang diikuti oleh 153 peserta ini merupakan rangkaian kegiatan sertifikasi yang diprakarsai oleh LD PBNU dengan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait.  


“Selain dengan IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan Kanwil Kemenag Jawa Barat, di bulan Februari ini, LD PBNU juga bekerja sama dengan UIN Walisongo Semarang dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ini akan terus berlanjut se-Indonesia,” katanya. 
 

Editor: Abdul Manap