• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 23 April 2024

Kuluwung

Shalat: Buah Perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Shalat: Buah Perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW
(Ilustrasi: NUO).
(Ilustrasi: NUO).

Oleh. Rudi Sirojudin Abas
Bulan Rajab merupakan salah satu bulan mulia. Hal ini disebabkan karena secara nash kemuliaannya telah diberitahukan sekitar 14 abad yang lalu melalui kitab suci Al-Quran. Al-Quran membahasakan bulan ini sebagai bagian dari arba’atun hurum sebagai empat bulan yang dihormati dan dimuliakan (Q.S. at-Taubah [9]: 36). Oleh karena itu,  bulan ini menjadi bulan yang sangat dihormati oleh segenap kaum muslimin di manapun juga.

 

Salah satu kemuliaan bulan Rajab terletak pada peristiwa Isra Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW. Pada bulan ini, Allah mensyariatkan umat Islam dengan kewajiban shalat lima waktu. Perintah shalat lima waktu menjadi satu-satunya perintah yang diberikan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW tanpa perantara malaikat Jibril. Hal ini menunjukan bahwa shalat lima waktu merupakan ibadah yang sangat penting keberadaannya. 

 

Perintah kewajiban shalat lima waktu merupakan hasil dari peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Isra merupakan perjalanan Nabi SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa (QS. al-Isra [17]:1). Sedangkan Mi’raj adalah perjalanan Nabi SAW menuju Sidratul Muntaha (QS. an-Najm [53]: 1-18). 

 

Oleh karena itu, sebagai muslim sejati hendaklah kita menjadikan peristiwa Isra Mi’raj Nabi SAW sebagai sarana untuk meningkatkan nilai ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjadikan shalat lima waktu sebagai identitas pribadi muslim yang utama.  Nabi SAW bersabda: 

 

“Sesungguhnya batas antara seseorang dengan syirik dan kufur itu adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim).

 

Berkenaan dengan shalat, Allah SWT menyebutkan empat kriteria orang yang shalat.

 

Pertama, orang-orang yang khusyu dalam mengerjakan shalatnya (خَاشِعُوْنَ). Mereka mengerjakan shalatnya dengan penuh kekhusyuan, tunduk, dan merendahkan diri kepada Allah dalam shalat, dengan disertai rasa takut dan hening. Berkenaan dengan ini Allah SWT berfirman:

 

قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۙ الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلٰو تِهِمْ خَاشِعُوْنَ.

 

Artinya: “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman,  (yaitu) orang yang khusyu dalam mengerjakan shalatnya (QS al-Mu’minun [23]: 1-2).

 

Kedua, orang yang selalu menjaga dan memelihara shalatnya (يُحَافِظُوْنَ). Mereka adalah orang-orang yang senantiasa memelihara shalatnya dengan cara menyempurnakan rukun dan syaratnya serta menjalankannya pada waktunya. 

 

Allah SWT berfirman:

 

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ ۙ وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَوٰتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ ۘ

 

Artinya: “Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya, serta orang yang memelihara shalatnya.” (QS al-Mu’minun [23]: 8-9).

 

Allah SWT juga berfirman dalam QS al-Ma’arij ayat 34,

 

وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُوْنَۖ

 

Artinya: “dan orang-orang yang memelihara shalatnya.” (QS al-Ma’arij [70]: 34).

 

Ketiga, orang-orang yang tetap setia dalam melaksanakan shalatnya (دَاۤىِٕمُوْنَۖ). Dalam melaksanakan shalatnya, orang-orang seperti ini tidak pernah meninggalkan kewajiban shalatnya.

 

Allah SWT berfirman:

 

الَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ دَاۤىِٕمُوْنَۖ

 

Artinya: “Mereka yang tetap setia melaksanakan shalatnya.” (QS al-Ma’arij [70]: 23).

 

Keempat, orang-orang yang lalai dalam mengerjakan shalatnya (سَاهُوْنَۙ). Yang termasuk golongan ini yaitu orang-orang yang lalai dalam mengerjakan shalatnya, tidak tepat pada waktunya, serta tidak disertai dengan kekhusyuan dan keyakinan dalam mengerjakannya. Mereka juga tidak mengharapkan pahala sedikit pun ketika melaksanakannya, dan tidak merasa rugi dan takut siksa sedikit pun apabila tidak mengerjakannya. Begitu juga dalam melaksanakannya, mereka merasa riya dengan hanya mengharapkan pujian dan sanjungan dari orang-orang yang melihatnya. Berkenaan dengan ini Allah SWT berfirman dalam QS al-Ma’un ayat 4 sampai 6, Allah SWT berfirman:

 

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ

 

Artinya:  “Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya, dan mereka berbuat riya dalam melaksanakannya.” (QS al-Ma’un [107]: 4-6). 

 

Harapan kita adalah semoga kita termasuk ke dalam kategori shalat yang خَاشِعُوْنَ (khusyu), يُحَافِظُوْنَۖ (terpelihara/terjaga), dan دَاۤىِٕمُوْنَۖ (tetap setia), serta terhindar dari kategori shalat yang سَاهُوْنَۙ (lalai) dan يُرَاۤءُوْنَۙ (riya). Aamiin Yaa Allah Yaa Rabbal ‘aalamiin.

 

Penulis adalah seorang peneliti kelahiran Garut


Kuluwung Terbaru