• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 18 Mei 2024

Kota Bandung

Dalam Kurun Waktu Januari-Mei 2024, Wilayah Jabar Alami 94 Kasus Banjir. Apa Penyebabnya?

Dalam Kurun Waktu Januari-Mei 2024, Wilayah Jabar Alami 94 Kasus Banjir. Apa Penyebabnya?
Ilustrasi. (Foto: NU Online/freepik)
Ilustrasi. (Foto: NU Online/freepik)

Bandung, NU Online Jabar
Memasuki pertengahan tahun 2024 ini banyak peristiwa bencana alam telah terjadi. Salah satu yang menjadi perhatian adalah cuaca ekstrem dan bencana banjir yang melanda sebagian besar wilayah di Jawa Barat.


Berdasarkan data Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, sejak Januari-Mei 2024 ada sekitar 94 kasus banjir yang melanda sebagian besar wilayah di Jabar dengan Kabupaten Bandung menjadi yang tertinggi sebanyak 10 kejadian.


Disusul Kabupaten Bogor 9 kejadian, Kabupaten Sukabumi 8 kejadian, Kota Bumi 7 kejadian, Kabupaten Cirebon dan Majalengka 5 kejadian. Hanya ada dua kota dan kabupaten di Jabar yang tidak mengalami banjir yakni Kabupaten Pangandaran dan Kota Banjar.


Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat Ika Mardiah mengatakan, kejadian banjir menyebabkan kerusakan infrastruktur publik seperti jalan, jembatan, sistem drainase serta kerusakan pada tanaman, perabot luar ruangan, atau pun kendaraan yang terendam. 


“Banjir menyebabkan kerusakan struktural pada 21 kabupaten kota di Jabar. Terdapat empat daerah yang mengalami kejadian banjir tanpa mengalami kerusakan struktural, yakni Kabupaten Subang, Indramayu, Tasikmalaya, dan Kota Bogor,” tutur Ika. 


“Kerusakan akibat banjir sebanyak 70 rumah rusak ringan, 15 rumah rusak sedang, dan 141 rumah rusak berat. Kemudian 137.153 jiwa terdampak, 4 jiwa meninggal dunia, 33 bangunan lainnya dan 60 fasilitas umum terdampak,” imbuhnya.


Pembangunan perkotaan yang tidak terencana, infrastruktur yang buruk dan drainase rusak dan tidak memadai menjadi salah satu faktor banyaknya peristiwa banjir terjadi. Selain itu, intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan air sungai, danau, atau drainase meluap dan memicu banjir.


Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Diana Kusumastuti menyatakan bahwa bencana banjir yang terjadi akibat intensitas curah hujan tinggi dapat membawa limbah dan kotoran sehingga perlu pengelolaan dan penanganan air limbah dengan baik. 


“Karena sebagian air yang ada di sungai sebagai bahan baku untuk kita konsumsi untuk air minum,” kata Diana. 


Sementara itu, Analis Kebencanaan Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Edwin Zulkarnain mengimbau masyarakat tetap waspada kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologis baik banjir, tanah longsor maupun kekeringan. 


“Dari 14 ancaman bencana yang terjadi di Jabar, hidrometeorologis merupakan yang terbesar mengakibatkan bencana di sebagian besar wilayah Jawa Barat,” pungkas Edwin.


Sumber: jabarprov


Kota Bandung Terbaru