• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 18 Mei 2024

Nasional

BMKG Ingatkan Tingginya Intensitas Gempa Bumi di Jabar, Masyarakat Diminta Proaktif Mitigasi

BMKG Ingatkan Tingginya Intensitas Gempa Bumi di Jabar, Masyarakat Diminta Proaktif Mitigasi
Kepala BMKG bersama PJ bupati Garut dan BPBD Kab. GARUT saat memitigasi bencana di Kabupaten Garut (Foto: BMKG)
Kepala BMKG bersama PJ bupati Garut dan BPBD Kab. GARUT saat memitigasi bencana di Kabupaten Garut (Foto: BMKG)


Bandung, NU Online Jabar
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memperingatkan akan tingginya intensitas gempa bumi di Jawa Barat, khususnya di wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran, dan Sukabumi. Sejarah kejadian gempa yang sering terulang sejak tahun 1844 menjadi sorotan utama.


Hal tersebut disampaikan Dwikorita saat melakukan audiensi bersama Pj Bupati Garut dan BPBD Kabupaten Garut, Minggu (28/4) malam. Pasca gempa berkekuatan M6,2 yang mengguncang Kabupaten Garut.


"Dwikorita mengungkapkan bahwa Jawa Barat memang rentan atau rawan mengalami gempabumi, sehingga kalau ditanya potensinya ke depan bagaimana, pasti akan terulang bahkan dalam beberapa kali periode setahun dan tahun berikutnya terjadi lagi," ujar Dwikorita seperti yang dikutip dari laman resmi BMKG.


Dwikorita menekankan pentingnya adaptasi terhadap ancaman gempabumi bagi masyarakat. Mitigasi seperti penyesuaian konstruksi bangunan menjadi kunci untuk menghadapi potensi gempabumi di masa mendatang.


Selain itu, kesadaran akan risiko bencana dan kesiapan dalam menghadapinya menjadi faktor penting. "Tindakan proaktif dan adaptasi yang tepat dapat membantu melindungi masyarakat dari dampak buruk gempa bumi," tambahnya.


Dalam konteks cuaca, BMKG memperkirakan akan terjadi hujan ringan hingga lebat di wilayah Jawa Barat. Potensi cuaca ekstrem ini memunculkan kekhawatiran akan intensitas hujan yang dapat berdampak signifikan, terutama di wilayah pegunungan seperti Garut dan Cianjur.


Kondisi lereng yang rapuh dan rentan terhadap pergerakan tanah akibat diisi oleh air hujan menjadi salah satu penyebab kekhawatiran. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya longsor yang berpotensi merusak pemukiman serta infrastruktur.


"Dikhawatirkan saat masuk musim hujan berikutnya, yaitu mulai Oktober, November, Desember, dan puncaknya biasanya Desember atau Januari, ini seakan-akan tabungan untuk bencana di musim hujan berikutnya," ungkap Dwikorita.
 


Editor:

Nasional Terbaru