• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 21 Mei 2024

Hikmah

Pandangan Sejumlah Ulama terkait Kepastian Kapan Terjadinya Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw

Pandangan Sejumlah Ulama terkait Kepastian Kapan Terjadinya Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw
Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw (Ilustrasi: AM)
Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw (Ilustrasi: AM)


Setiap tahun umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, memperingati peristiwa Isra Mi’raj pada tanggal 27 Rajab. Namun, muncul pertanyaan yang kian mengemuka, apakah benar-benar peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi pada tanggal tersebut?


Menurut laporan dari NU Online, pandangan para ulama tentang waktu pasti terjadinya peristiwa Isra dan Miraj ini bervariasi. Ustadz M Alvin Nur Choironi menyatakan bahwa para ulama memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai hal ini.


Beberapa ulama seperti Sofiyurrahman Al-Mubarakfuri dalam karyanya, Rakhiqul Makhtum, menyebutkan enam pendapat yang berbeda mengenai waktu terjadinya Isra dan Miraj. Namun, tidak ada satu pun yang bisa dipastikan secara mutlak.


Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra dan Miraj. Hal ini didukung oleh Al-Aini dalam Umdatul Qari-nya dan An-Nawawi dalam Al-Minhaj-nya menyebutkan beberapa tanggal terjadinya Isra dan Miraj.


Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa Isra dan Miraj terjadi pada tahun kedua setelah diutusnya Nabi Muhammad sebagai nabi. 


Kedua, Isra dan Miraj terjadi pada tahun ke-5 setelah diutusnya nabi. Pendapat ini diamini oleh An-Nawawi dan Al-Qurthuby. 


Ketiga, pendapat yang dipilih oleh Al-Manshur Faury, yakni pendapat yang lumrah dan populer di kalangan masyarakat, 27 Rajab tahun ke-10 setelah diutusnya Nabi. 


Keempat, pendapat Amam Al-Baihaqi yang mengutip pendapat Az-Zuhri, Isra dan Miraj terjadi pada Rabi’ul Awal tahun ke-13 setelah diutusnya nabi, yakni satu tahun sebelum hijrahnya Nabi ke Madinah. 


Kelima, menurut pendapat As-Sadi, Isra dan Miraj terjadi pada sembilan belas bulan sebelum peristiwa Hijrah, yakni bertepatan dengan bulan Dzul Qa’dah. 


Keenam, menurut Al-Harby, Isra dan Miraj terjadi pada tanggal 27 Rabiul Akhir satu tahun sebelum hijrahnya Nabi. 


Ketujuh, pada bulan Ramadhan tahun ke-12 setelah kenabian, yakni enam belas bulan sebelum hijrahnya Nabi. 


Kedelapan, pada bulan Muharram 13 tahun setelah kenabian, yaitu bertepatan dengan satu tahun dua bulan sebelum hijrahnya nabi. 


Selain itu, ada pendapat yang sangat lemah, yaitu bahwa Isra dan Mi'raj terjadi sebelum Nabi Muhammad diangkat sebagai nabi. Namun, Imam An-Nawawi membantah hal ini dengan menyatakan bahwa pada malam Isra dan Mi'raj, Nabi Muhammad diperintahkan untuk mengerjakan shalat, yang menurutnya tidak mungkin terjadi jika Nabi belum menerima wahyu.


Berdasarkan pendapat Ibnu Hisyam, pada saat Isra dan Mi'raj terjadi, Islam sudah tersebar di Kota Mekkah. Hal ini juga menunjukkan bahwa peristiwa tersebut tidak mungkin terjadi sebelum Nabi Muhammad diangkat sebagai nabi.


Pendapat lain mengatakan bahwa Isra dan Miraj terjadi pada Jumat pertama bulan Rajab. Malam itu adalah malam renungan atau malam kesedihan di mana nabi merasa sedih karena ditinggalkan oleh paman dan istri tercintanya, Khadijah. Namun menurut Al-Aini, pendapat ini tidak memiliki dasar sumbernya.


Dari berbagai pendapat tersebut, manakah yang paling benar atau minimal mendekati benar? 


Secara pasti memang tidak bisa disimpulkan pendapat mana yang paling benar. Hanya saja, semua pendapat-pendapat tersebut mengarah kepada dua hal, yakni Isra dan Miraj terjadi setelah diutusnya Nabi Muhammad sebagai nabi dan sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. 


Perbedaan ini dipengaruhi gaya perhitungan yang berbeda oleh masing-masing pendapat. Ada pendapat yang mendasarkan pada sebuah kejadian, seperti sudah tersebarnya Islam di Mekkah dan lain sebagainya. Dan ada yang mengacu pada jumlah bulan setelah diutusnya nabi ataupun sebelum hijrahnya nabi. Sehingga wajar jika menimbulkan banyak pendapat. 


Kapan seharusnya kita memperingati Isra dan Miraj? 


Yang paling penting pada momen peringatan Isra dan Miraj adalah semangatnya, yaitu semangat untuk selalu mengingat usaha dan jerih payah Nabi Muhammad SAW untuk umatnya. Terlebih dalam hal bilangan shalat fardhu. Serta kisah-kisah pertemuan nabi dengan berbagai kejadian yang mengiringi Isra dan Miraj. Karena yang paling penting adalah belajar dari kejadian-kejadian tersebut dan muhasabah diri agar menjadi umat Nabi Muhammad SAW yang taat terhadap semua tuntunan-tuntunanya.
 


Hikmah Terbaru