• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Doa

Doa Shalat Dhuha – Arab, Latin dan Terjemah

Doa Shalat Dhuha – Arab, Latin dan Terjemah
Ilustrasi. (Foto: NU Online/freepik)
Ilustrasi. (Foto: NU Online/freepik)

Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan di waktu dhuha, yakni mulai terbitnya matahari seukuran satu tombak (tujuh hasta atau 2,5 meter) sampai waktu zawal (saat matahari tergelincir ke arah barat). Mengerjakan shalat Dhuha hukumnya adalah sunnah muakkad.


Shalat Dhuha sunnahnya dikerjakan dua rakaat, sedangkan batasnya adalah 12 rakaat. Adapun surat yang dibaca setelah surat Al-Fatihah sunnahnya adalah membaca surat as-Syamsu dan ad-Dhuha, atau pun surat al-Kafirun dan al-Ikhlas.


Adapun keutamaan shalat Dhuha memiliki manfaat yang sangat banyak, di antaranya adalah menjadi sedekah semua tulang manusia sebagaimana sabda Rasulullah Saw:


Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Dzar ra, dari Nabi Muhammad Saw beliau bersabda: ‘Ada sedekah (yang hendaknya dilakukan) atas seluruh tulang salah seorang dari kalian. Karena itu setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan dua rakaat shalat Dhuha mencukupi semuanya itu,” (HR Muslim).


Niat Shalat Dhuha


أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى 


Ushallî sunnatad dhahâ rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ. 


Artinya, “Saya niat shalat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah ta’ala.”


Berikut adalah doa shalat Dhuha


اللهُمَّ إِنَّ الصَّحَاءَ ضَحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بهاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزَلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجُهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا (مُعَسَّرًا) فَيَسِرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهَرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرَبْهُ بِحَقِّ ضَحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِي مَا أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ


Allâhumma innad dlaḥâa dlaḥâ’uka, wal bahâa bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allâhuma in kâna rizqî fis samâ’i fa anzilhu, wa inkâna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkâna musiran (mu’assaran) fa yassirhu, wa in kâna barâman fa thahhirhu, wa inkâna ba’îdan fa qarribhu, bi haqqi dlaḥâ’ika wa bahâ’ika wa jamâlika wa quwwatika wa qudratika âtinî mâ ataita ‘ibâdakas shâlihîn.


“Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, kuasa ini adalah kuasa-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu.Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi maka keluarkanlah. Jika sukar atau dipersulit (kudapat), mudahkanlah. Jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah. Dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.”


Rangkaian doa dan kalimat thayyibah ini sering menjadi amalan rutin (wirid) umat Islam tiap selesai melaksanakan shalat fardhu. Tulisan doa ini juga mengacu pada susunan dzikir oleh Syekh al-Allamah Muhammad Asnawi bin Abdullah Husnin al-Qudsi atau biasa disebut KHR Asnawi Kudus, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sebagaimana yang tercantum dalam kitab “Fashalatan”.


Doa Terbaru