• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 23 April 2024

Hikmah

Kolom Buya Husein

Kisah Gus Dur Diadili Para Kiai

Kisah Gus Dur Diadili Para Kiai
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Oleh: KH Husein Muhammad
Saat Gus Dur diadili para kiyai di pesantren Dar al Tauhid, beliau dengan tenang, tetapi serius menjawab dan menjelaskan pandangan-pandangannya yang dinilai kontroversial. Beberapa di antaranya adalah mengganti Assalamu'alaikum dengan Selamat pagi/siang/malam, kunjungannya ke Israel, Jadi ketua DKJ. dll. Dan para hadirin diam dengan wajah amat serius.dengan konsentrasi penuh. Ruangan itu sepi, hanya ada suara Gus Dur.


Sesudah Gus Dur meninggalkan tempat, aku melihat wajah hadirin berubah cerah. Aku  ditanya seorang Kiai bagaimana para Kiai tiba-tiba berubah sikapnya terhadap Gus Dur dari mengkritik tajam dan sinis, menjadi kagum dan penuh hormat kepada beliau.  Malahan ada yang berbisik Gus Dur itu wali ya?. Aku tersenyum saja.


Aku mencoba menjawab dengan mengutip kitab yang dikagumi Gus Dur dan dikenal baik oleh para kiai. Yaitu kitab 'Al-Hikam" karya Ibnu Athaillah al-Sakandari :
 

تسبق انوار الحكماء اقوالهم  
فحيث صار  التنوير  وصل التعبير


"Cahaya para bijak bestari mendahului kata-katanya. Manakala telah tercerahkan, makna kata-kata itu sampai (dapat dipahami). "


Dalam sebuah syarh (penjelasan) atas kitab ini disebutkan :
 

أن العارفين بالله تعالى المعبر عنهم بالحكماء إذا أرادوا إرشاد عباد الله توجهوا إلى الله بقلوبهم في هدايتهم واستعدادهم لقبول ما يرد عليهم من أقوالهم فيجيبهم لذلك فيخرج حينئذ من قلوبهم أنوار ناشئة من نور سرائرهم تسبق أقوالهم
فحيث صار أي حصل التنوير في قلوب السامعين وصل التعبير فينتفعون بأقوالهم أتم انتفاع


"Para Arifin atau yang dikenal dengan sebutan "hukama", para bijak bestari, atau sebagian menerjemahkannya para sufi atau para filsuf, bila akan menyampaikan pemikirannya, mereka memohon kepada Allah dengan seluruh hatinya agar para audiens dibukakan pikiran dan hatinya untuk menerima isi hati dan pikirannya itu. Lalu Allah mengabulkan. Maka hati mereka berpendar cahaya yang merasuk ke hati dan pikiran audiens. Kemudian, manakala hati mereka tercerahkan, kata-kata yang disampaikan para bijak bestari itu pun sampai (dimengerti).


Kiai itu memelukku sambil menciumiku.


Sumber: FB Husein Muhammad


Hikmah Terbaru