Daerah

KH Nuh Addawami: Jangan Sampai Ada Perpecahan di Tubuh NU 

Kamis, 23 September 2021 | 08:00 WIB

KH Nuh Addawami: Jangan Sampai Ada Perpecahan di Tubuh NU 

Rais Syuriyah PWNU Jabar KH Nuh Addawami (Foto: NU Online Jabar)

Kabupaten Bandung, NU Jabar Online
Rais Syuriyah PWNU Jabar KH Nuh Addawami mengingatkan agar jangan sampai terjadi perpecahan di dalam tubuh Nahdlatul Ulama. Ini berkaitan dengan mitos sebagian warga Indonesia tentang hari Rabu di bulan Safar yang merupakan bulan balahi.

Hal itu disampaikannya pada acara Konferensi Cabang (Konfercab) ke-XI PCNU Kabupaten Bandung yang diselenggarakan di Ballroom Grand Hotel Sahid Sunshine, Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (22/9). 

"Di kita sudah ada mitos, hari Rabu di bulan Safar itu sangat balahi. Sampai banyak yang ngebuli kepada Kiai. Walaupun tidak di Rabu terakhir, perkenankan kita supaya kita harus mampu sekuat tenaga memperkuat persatuan dan kesatuan. Sebab musibah yang paling berat dimulai dari perpecahan. Aswaja kuat, NU-nya hebat," ujar kiai Nuh.

Sebelumnya, Kiai Nuh menyampaikan harapannya kepada para peserta Konfercab agar warga nahdliyin di Kabupaten Bandung dapat memperkuat keberadaannya dan senantiasa mengamalkan amaliyah Ahlussunnah wal Jama'ah. 

"Saya harapkan di Kabupaten Bandung Aswaja bisa kuat, NU-nya hebat. Saya kira bahagialah masyarakat Kabupaten Bandung," tuturnya.

Ia juga menyampaikan bahwa para peserta harus serius dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti Konfercab ke-XI PCNU Kabupaten Bandung ini. "Harus ada keseriusan, kesungguhan para peserta konferensi ini, karena ini konferensinya bener-bener, bukan konferensi asal-asalan," ujarnya.

Pada acara yang dihadiri juga oleh jajaran Muspida Kabupaten Bandung, Perwakilan Ormas Islam dan Partai Politik ini, KiaI Nuh menegaskan bahwa tidak akan ada NU bila tidak ada Aswaja di Indonesia ini.

"Tidak ada NU kalau tidak Aswaja, seperti bilamana kita membicarakan PKB tidak bisa dilepaskan dari NU. Karena adanya PKB, karena ada NU," tegasnya.

"Dua-dua kudu sehat, kudu jiga tonggong leungeun jeung talapak leungeun. Bisa ngetok, oge bisa namprak," beliau menganalogikan.

Pewarta: Chandra Gupta
Editor: Agung Gumelar