• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Kuluwung

Narasi Keutuhan Jiwa Buku Pekeling: Urgensi Menjaga Hati Nurani

Narasi Keutuhan Jiwa Buku Pekeling: Urgensi Menjaga Hati Nurani
Narasi Keutuhan Jiwa Buku Pekeling: Urgensi Menjaga Hati Nurani. (Foto: Ari AJ).
Narasi Keutuhan Jiwa Buku Pekeling: Urgensi Menjaga Hati Nurani. (Foto: Ari AJ).

Indramayu, NU Online Jabar
Kata “Pekeling” dalam buku ini diambil dari bahasa Jawa yang bermakna pengingat, definisi sederhananya adalah sebagai pengingat untuk diri sendiri dan luasnya untuk masyatakat umum. Pekeling adalah konten harian tentang nasihat agama atau dakwah yang sudah mengisi berbagai grup WhatsApp (WA) setiap dini hari selama 2,5 tahun terakhir. Buku tersebut adalah kumpulan tulisannya selama satu tahun.


Buku ini ditulis oleh Iing Rohimin atau yang biasa dipanggil dengan Kang Iing. Ia adalah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang berhasil membawa berbagai narasi perjuangan di segala bidang. 


Di dalam buku tersebut, tertulis bahwa dalam kedirian manusia, adanya jasad, ruh, akal, nafsu, dan hati nurani melekat secara utuh. Kata nurani berasal dari ''nur'' yang berarti cahaya. Maka hati nurani bermakna hati yang bercahaya. 


Kang Iing menyatakan bahwa menjaga hati nurani adalah tugas masing-masing manusia, jangan sampai hati nurani menjadi keras dan mati. Kerasnya hati nurani bisa disebabkan karena manusia terlena dengan dunia, harta, dan tidak mengingat Allah dengan dzikir. 


''Hati nurani yang keras dan mati akan lebih kejam dan ganas melebihi binatang,'' tulisnya dalam buku yang terbit pada 2021 tersebut. 


Pria yang juga merupakan salah seorang Wakil Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jabar Barat itu lalu menyitir pernyataan salah satu mustasyar Pengurus Besar NU (PBNU), KH Ahmad Musthofa Bisri, yakni tentang pentingnya menguatkan penjagaan terhadap hati nurani. 


''Makna qolbu bukan hati secara fisik, melainkan sesuatu yang ghaib yang hubungannya langsung dengan jiwa, nafsu, akal. Salah satu bagian tubuh manusia yang jika baik, maka seluruhnya baik, dan jika rusak, maka rusaklah seluruhnya," tuturnya.


Menjalankan fungsi sebagai makhluk Allah, menjaga hati nurani seyogianya menjadi tugas utama. Upaya-upaya dalam menjalankan tugas ini di antaranya adalah menyeimbangkan diri antara dunia dan akhirat, memperbanyak dzikir, meningkatkan iman, dan berpegang teguh pada syariat Islam.


Pewarta: Dewi Raudlatul Jannah
Editor: Ari AJ


Kuluwung Terbaru